lpminvest.com– Pada pembukaan acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2019, rektor baru UIN Walisongo Semarang Imam Taufiq menyambut dan mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru (maba) UIN Walisongo 2019. Pada kesempatan itu, Imam Taufik juga memberikan wejangan-wejangan kepada maba 2019.
“Selamat kepada 4.419 mahasiswa baru, selamat datang di kampus untuk kemanusiaan dan peradaban,” ucapnya dari atas panggung PBAK di lapangan utama kampus III UIN Walisongo. Senin, (19/8/2019).
Menurutnya, maba 2019 patut bersyukur telah berhasil masuk UIN Walisongo. Pasalnya dari 56.845 calon mahasiswa yang mendaftar dari semua jalur, yang diterima hanya 4.419 maba. Terlebih, kini UIN Walisongo telah memperoleh akreditasi A.
“Oleh karena itu, penyandang rektor baru ini berharap tidak usah lama-lama di kampus ini, cukup 4 tahun saja,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang.
Dalam sambutannya, Imam Taufik menjelaskan ke maba 2019 mengenai visi UIN Walisongo yang terinspirasi oleh gerakan dakwah Walisongo. Yang mana Walisongo telah menjadi penyebar ajaran agama Islam yang damai dan penuh kasih sayang di bumi pertiwi khususnya di Pulau Jawa.
Selain itu, dalam berdakwah, perjuangan para Walisongo dalam menyebarkan Islam juga tanpa kekerasan sehingga akhirnya dakwahnya diterima dengan tangan terbuka. Ajaran Islam pun terus berkembang di nusantara sampai sekarang.
“Semoga mampu meneladani gerakan Walisongo yang menjadi pionir dan penggerak serta inspirator perdamaian. Kemudian mari kita kembangkan dakwah yang rohmatallil’alamiin,” tuturnya.
Pada PBAK yang bertajuk Eksplorasi Spirit Kemanusiaan Menuju Indonesia Berperadaban, pria berkacamata itu juga mengingatkan untuk berhati-hati dengan pemikiran-pemikiran yang radikal dari kelompok Islam garis keras. Ia berpesan kepada mahasiswa untuk mencontoh Walisongo yang menyebarkan Islam toleran.
“Saat ini kita sedang berada di tengah masyarakat yang plural dan majemuk. Maka harus pandai memilah dan memilih kelompok maupun pemikiran yang radikal dan keras harus kita tinggalkan. Kita harus belajar mengoptimalkan serta mengaplikasikan Islam yang toleran yang diterima dimana saja dan bisa menyejukkan semua orang yang ada di muka bumi ini,” pesan Imam Taufik.
Di akhir sambutan, Imam Taufiq menambahkan bahwa secara tegas ia menyatakan ajaran Islam yang hidup di NKRI tidak boleh sedikitpun diganti dengan ideologi dan pemikiran lain. Jadi maba harus mampu mengawal aspek itu dalam kehidupan sehari-hari. (Ari_[i])