Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » OPINI » Memaknai 72 Tahun Kemerdekaan

Memaknai 72 Tahun Kemerdekaan

  • account_circle admin1
  • calendar_month Rab, 16 Agu 2017
  • visibility 35
  • comment 0 komentar
Sumber ilustrasi :http://ilustrasiindonesiamerdeka.com

Sumber ilustrasi:http://ilustrasiindonesiamerdeka.com

Indonesia dengan segala kekayaan sumber daya alam yang melimpah bak surga dunia, begitu menggoda negara Eropa, seperti Portugis, Belanda, Inggris, bahkan yang sedaratan Asia dengan Indonesia, Jepang.

Sejenak menilik sejarah, Portugis pertama kali menginjakkan kaki ke Indonesia di bawah pimpinan D’Abreu pada 1512 tepatnya di Ternate. Awal tujuan ke Indonesia hanya untuk mendapatkan rempah-rempah. Portugis pun bersikap baik kepada rakyat Ternate. Namun seiring berjalannya waktu Portugis berubah haluan ingin menguasai Indonesia. Inilah perjuangan kemerdekaan Indonesia dimulai.

Setelah Portugis, Belanda datang dengan pasukannya pada 1596 di Pelabuhan Banten dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Pieter Keyzer. Sama halnya dengan Portugis, pada mulanya Belanda hanya berdagang rempah-rempah. Namun,  Belanda memonopoli perdagangan rempah-rempah dan menjajah Indonesia. Untuk melancarkan keinginannya itu, Belanda membentuk Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau serikat Perusahaan Hindia Belanda. Lamanya penjajahan Belanda membuat duka bagi rakyat Indonesia yang sesungguhnya merupakan negara sendiri.

Setelah Belanda, pada 1811 Inggris mulai berkuasa di Indonesia setelah berhasil memukul keluar Belanda. Kekuasaan Inggris di Indonesia dipimpin oleh Sir Thomas Steamford Raffles sebagai gubernur jendral yang memegang kendali East Indian Company (EIC) di Indonesia.

Tak berlangsung lama Belanda berhasil menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia. Kesempatan kedua ini sangat dimanfaatkan Belanda untuk menguasai Indonesia. Belanda pun mengeruk kekayaan alam Indonesia dengan mempekerjakan rakyat Indonesia. Pelaksanaan tanam paksa Belanda memberikan dampak luar biasa bagi rakyat Indonesia. Kemiskinan, penderitaan fisik dan mental berkepanjangan tak mampu terelakkan. Bahkan tidak sedikit rakyat Indonesia yang meninggal akibat kelaparan.

Melihat potensi Indonesia, Jepang pun melancarkan aksinya di Indonesia. Jepang pertama kali mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur pada 11 Januari 1942. Dengan cepat Jepang mampu menaklukkan daerah-daerah di Indonesia. Tidak jauh berbeda dengan Belanda, Jepang juga melakukan tanam paksa yang tak kalah perihnya. Rakyat Indonesia dijadikan pasukan perang untuk memenuhi kebutuhan militer Jepang. Tidak cukup sampai disitu, Jepang juga memanfaatkan rakyat Indonesia sebagai tenaga kerja murah yang diperlakukan dengan sangat keji.

Kondisi Indonesia yang semakin memburuk menjadikan rakyat Indonesia sadar bahkan berontak. Mereka bersatu membela negara untuk memperjuangkan kemerdekaan. Perlawanan demi perlawanan di berbagai daerah terus digencarkan, bahkan tidak sedikit pahlawan Indonesia yang gugur di medan perang. Perjuangan rakyat Indonesia selama beradab-abad, mengorbankan harta dan nyawa akhirnya berhasil direbut setelah kedudukan Jepang semakin terdesak pada saat Perang Dunia II.

Pada 1 Maret 1945 Jepang menjajikan kemerdekaan  bagi Indonesia. Sebagai buktinya Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas BPUPKI adalah menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan segala yang diperlukan bagi berdirinya negara Indonesia yang merdeka.

Sidang BPUPKI I dilaksanakan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945. Sidang ini merumuskan dasar negara yang kemudian diberi nama Jakarta Chapter atau Piagam Jakarta. Adapun Pancasila yang kita kenal merupakan penyempurnaan dari Piagam Jakarta. Sidang BPUPKI II berlangsung pada 10 Juli sampai dengan 17 Juli 1945, membahas rancangan undang-undang dasar. Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan dan dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI berhasil mengesahkan rumusan dasar negara setelah beberapa kali mengalami perubahan. Tepat pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB  bertempat di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, Ir. Soekarno ditemani Drs. Moh. Hatta membacakan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Jika ditilik lebih jauh, hakikat kemerdekaan bukan hanya terbebas dari penjajahan secara fisik (dalam hal ini perang) akan tetapi merdeka dari segala bentuk penjajahan dan intervensi di berbagai lini kehidupan. Hal tersebutlah yang sampai saat ini masih menjadi perjuangan rakyat Indonesia. Sejak saat pembacaan teks proklamasi kemerdekaan itu pula perjuangan baru Indonesia dimulai. Berjuang agar Indonesia mampu membawa kesejahteraan bagi rakyat, mandiri serta berkecukupan dan menjadi Indonesia yang merdeka seutuhnya.

Peringatan hari kemerdekaan negara Indonesia yang ke-72 ini sudah semestinya menjadi momentum bagi seluruh lapisan masyarakat untuk semakin bebenah diri. Di usia yang semakin matang seharusnya menjadikan para pemangku kepentingan negara semakin dewasa dalam menyelesaikan permasalahan Indonesia. Rakyat Indonesia harus membuka mata, telinga, juga hati agar Indonesia semakin merangkak maju.

Oleh karenanya, peringatan hari kemerdekaan juga merupakan ajang meningkatkan nasionalisme. Terutama bagi para generasi penerus bangsa agar tidak melupakan sejarah perjuangan kemerdekaan dan tidak terkena paham-paham radikal yang saat ini kian merongrong Negara Indonesia.

Pepatah mengatakan, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Sebagai anak bangsa sudah semestinya kita meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah gugur membela Indonesia. Di era milineal ini tentu tidak lagi dengan mengangkat senjata, akan tetapi melalui karya nyata yang akan membawa kemajuan bagi Indonesia. Sudah menjadi tugas seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu maju melalui karya nyata. (Amimah_[i])

  • Penulis: admin1

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Mengaku Ingin Murtad,  Salah Satu Netizen Hebohkan PBAK Daring

    Mengaku Ingin Murtad, Salah Satu Netizen Hebohkan PBAK Daring

    • calendar_month Rab, 9 Sep 2020
    • account_circle admin1
    • visibility 41
    • 0Komentar

    lpminvest.com– Tidak ada kesempatan bertatap muka, antusias mahasiswa baru (maba) tetap terjaga sampai hari ketiga Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Hal ini bisa disaksikan di kanal youtube DEMA UIN Walisongo maupun DEMA Fakultas masing-masing. Rabu, (9/9/2020). Tidak ada tata tertib perihal keaslian akun yang harus digunakan dalam mengikuti PBAK. “Terkait keharusan tidak ada, karena […]

  • NCF 2023, Tarian Singo Barong Asal IMAKEN Menarik Perhatian Penonton

    NCF 2023, Tarian Singo Barong Asal IMAKEN Menarik Perhatian Penonton

    • calendar_month Kam, 25 Mei 2023
    • account_circle admin1
    • visibility 45
    • 0Komentar

    lpminvest.com– Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA-U) adakan event Nusantara Culture Festival pada Kamis, (25/05/2023). Salah satu bagian dari event ini adalah perfomance organisasi daerah (Orda). Dari Ikatan Mahasiswa Kendal (IMAKEN) menampilkan tarian Singo Barong yang beranggotakan 5 orang. Luqman Afiq selaku penari Singo Barong, menjelaskan bahwa alasan IMAKEN memilih tari Singo Barong karena tarian ini […]

  • Generasi Z dan Perangkap FOMO: Menavigasi Tekanan Sosial di Era Digital

    Generasi Z dan Perangkap FOMO: Menavigasi Tekanan Sosial di Era Digital

    • calendar_month Ming, 31 Des 2023
    • account_circle admin1
    • visibility 32
    • 0Komentar

    lpminvest.com – Fear of Missing Out (FOMO) seringkali terdengar di telinga dan dikaitkan dengan generasi Z (gen Z). Generasi yang lahir antara tahun 1997-2012 dimana teknologi berkembang pesat pada tahun-tahun tersebut. Tak heran jika gen Z menjadi generasi yang rentan terpapar digitalisasi, sehingga hampir seluruh aspek kehidupan gen Z erat dengan teknologi. Generasi Z saat […]

  • KKN Posko 55 UIN Walisongo,  Tumbuhkan Karakter Keislaman dengan FAS

    KKN Posko 55 UIN Walisongo,  Tumbuhkan Karakter Keislaman dengan FAS

    • calendar_month Sel, 19 Nov 2019
    • account_circle admin1
    • visibility 35
    • 0Komentar

    lpminvest.com- Lomba Festifal Anak Sholeh (FAS) yang usai digelar oleh mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang posko 55 menerima tanggapan positif dari masyarakat. Terbuti dengan antusias peserta yaitu kurang lebih 150 anak yang mengikuti lomba, baik dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan Sekolah Dasar (SD). Selasa, (19/11/2019). “Di Desa […]

  • Putri Sinditya Ramadhanti, dari Penikmat Jajanan ke Pemilik Keropang

    Putri Sinditya Ramadhanti, dari Penikmat Jajanan ke Pemilik Keropang

    • calendar_month Sel, 17 Sep 2019
    • account_circle admin1
    • visibility 37
    • 0Komentar

    lpminvest.com – Selasa (10/9/2019) lalu, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) memberikan suntikan modal usaha kepada tujuh mahasiswa UIN Walisongo, masing-masing sebesar Rp15 juta. Dana tersebut diberikan pada acara Penumbuhan Minat Kewirausahaan di Kalangan Pemuda yang bertempat di Auditorium 2 Kampus III UIN Walisongo. Dari ketujuh mahasiswa tersebut salah satunya adalah Putri Sinditya […]

  • Menyoal Keakraban Kita

    Menyoal Keakraban Kita

    • calendar_month Sen, 23 Des 2019
    • account_circle admin1
    • visibility 34
    • 0Komentar

    Oleh : Dwi Ari Apriliani   Aku nyaris berkawan dengan kesendirian Tapi kamu baik, menjelma setenang mungkin Di setiap sudut pikiranku Kamu bukan segalanya, Tapi segalanya bisa diraih saat menggenggammu Bahkan semua mengangguk, Kamu jendela dunia Kamu lekat dengan segudang ilmu Berulang kali kumencoba meletakkan cinta di dalamnya Agar bebas berkumpul dengan paragrafmu Merasa nyaman […]

expand_less