Antrean Keluar dan Masuk UIN Mengular, Driver Ojek Online Enggan Terima Orderan Mahasiswa

Tampak kepadatan antrean di pintu gerbang masuk kampus III.
Tampak kepadatan antrean di pintu gerbang masuk kampus III.
Tampak kepadatan antrean di pintu gerbang masuk kampus III.

lpminvest.com – Penerapan sistem barrier gate, terhitung sejak Senin lalu, menyebabkan antrean panjang di gerbang masuk dan keluar kampus UIN Walisongo. Mengularnya antrean membuat driver ojek online menjadi enggan untuk menerima orderan dari mahasiswa UIN Walisongo. Selasa, (26/6/2018).

Yahya, salah satu driver ojek online menilai adanya sistem tersebut menghambat pengorderan. Antrean yang panjang membuatnya berpikir dua kali jika menerima orderan mahasiswa UIN Walisongo. Karena menurutnya antrean yang panjang hanya akan memangkas waktu dan tenaga.

“Sistem tersebut mempengaruhi kinerja dan jumlah orderan kami. Terlebih saat jam sibuk seperti jam 12.00 WIB dan 17.00 WIB. Di jam-jam itu antreannya numpuk banget, nah dari ojek online kalau mau jemput penumpang ke dalam kampus itu pasti mikir-mikir dulu. Soalnya keluarnya lama, nggak hanya 10 atau 15 menit. Padahal omsetnya bisa dibilang tinggi,” tuturnya saat ditemui kru magang LPM Invest di depan kampus tiga.

Menurutnya, perlu adanya penambahan jumlah barrier gate. Selain itu jarak antar barrier gate dari jalan raya perlu dimusyawarahkan lebih lanjut. Mengingat antrean di gerbang masuk kampus tiga pernah mengular sampai jalan raya.

Senada dengan Yahya, Istanti, yang juga driver ojek online beranggapan demikian pula. Menurutnya, sistem baru ini menimbulkan beberapa kerugian seperti peng-cancel-an pemesanan ketika antrean tiket berlangsung.

“Terkadang pemesan nggak mau nunggu lama, terus di-cancel. Berarti kan sia-sia kita ngantri. Rugi juga kan kita,” keluh perempuan berkaca mata putih itu.

Fitriani Eka Nanda, mahasiswi S1 Perbankan Syariah menilai sistem barrier gate sebenarnya lebih aman daripada sistem kartu parkir. Namun, sebagai pelanggan ojek online, antrean panjang yang ia rasakan ketika memasuki kampus setelah diberlakukannya barrier gate membuat ia merasa dirugikan.

“Kalau terus-terusan macet kayak kemarin gitu sih saya merasa dirugikan. Yang seharusnya bisa on time sampai kelas, bisa-bisa terlambat gara-gara macet. Ya saya takut kalau ojek online tidak mau lagi mengambil orderan untuk tujuan UIN Walisongo, apalagi saya kosnya lumayan jauh dari kampus. Kalau bisa ya lebih di kondusifkan lagi biar gak ada kemacetan,” jelas perempuan yang tinggal di kos di Gang Nusa Indah. (Eva/Fachrizal/Aini_[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *