lpminvest.com– Perhelatan wisuda UIN Walisongo Semarang telah digelar pada Rabu, (7/8/2018). Salah satu momen yang ditunggu-tunggu ialah ketika pembacaan nama wisudawan-wisaudawati terbaik universitas maupun masing-masing fakultas.
Nadea Lathifah Nugraheni mahasiswi jurusan Hukum Pidana dan Politik Islam, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) menjadi salah satu nama yang disebut. Tidak hanya disebut, video profilnya pun ditayangkan di depan ratusan pasang mata yang menghadiri perhelatan akbar tersebut.
Dea, sapaan akrabnya, menjadi wisudawati terbaik, termuda, dan tercepat seuniversitas pada prosesi wisuda sarjana (S1) ke-72. Skripsinya yang berjudul “An analysis of criminal act of sexual gratification on positive law and fiqih jinayah perspective” pun menjadi skripsi berbahasa Inggris terbaik seuniversitas.
Ia pernah tidak sengaja menyeletuk akan menjadi wisudawati terbaik ketika sedang menemani ayahnya yang sakit parah di rumah sakit.
“Bapak harus bertahan hidup, wong anake mau jadi sarjana, nanti naik ke panggung Dea jadi wisudawati terbaik,” celetuknya yang saat itu masih semester empat.
Namun celetukannya Ia anggap sebagai janji suci kepada ayahnya sekaligus menjadi pacuan baginya untuk belajar dan berusaha lebih keras. Alhasil, Ia berhasil menepati janjinya dan meraih IPK 3,94 hingga membuat haru kedua orang tuanya.
Lain halnya dengan Siti Rohmawati, mahasiswi jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) ini tak pernah menyangka bisa menjadi wisudawati terbaik dan tercepat sefakultas. Ia mengaku tidak pernah menarget akan menjadi wisudawati terbaik sebelumnya.
“Saya tidak pernah memplanning bisa lulus cepet, hanya saja saya menjalankan apa yang ingin saya lakukan dengan sungguh-sungguh,” tutur Rahma kepada kru lpminvest.com via whatsapp. Kamis, (8/3/2018).
Meski di awal semester sempat cuti selama setahun karena patah tulang akibat kecelakaan, gadis berparas ayu tersebut berhasil merampungkan studinya dalam kurun waktu 3,5 tahun dengan IPK 3,83. Akhirnya, Ia berhasil menggaet predikat wisudawati terbaik fakultas dan membuat kedua orang tuanya bangga.
Di balik Layar
Predikat wisudawati terbaik tidak semata-mata Dea dan Rahma dapatkan dengan cuma-cuma. Ada banyak pengorbanan, ujian, dan godaan yang mereka hadapi dengan payah.
Rahma mengaku bahwa Ia tipikal orang yang tidak bisa diam. Terbukti dengan rutinitasnya sebagai bendahara di Dema FEBI dan LPM Invest. Ia harus pandai membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Kesibukannya tidak lantas membuat ia surut dalam belajar. Ia juga sempatkan waktu untuk membaca buku di waktu luang, barang sepuluh menit.
“Saya kan orangnya nggak mau diem. Jadi nggak pernah yang namanya duduk manis di kos. Berangkat jam tujuh ke kampus, terus pulang kos mandi, habis mandi ngelesi. Ya paling kalo baca buku sepuluh menitlah di waktu luang, nggak harus di kos atau di rumah. Kalo nggak ya baca-baca artikel di internet,” papar gadis peraih beasiswa Bank Indonesia tersebut.
Ketika ditanya terkait kunci suksesnya lulus tepat waktu, Ia berprinsip bahwa tujuan akan dapat dicapai jika berproses dengan sungguh-sungguh.
“Prinsip saya, lakukan apa yang ingin kamu lakukan, jangan tunda keinginanmu. Jadi saya selalu bersungguh-sungguh untuk melakukan apapun yang ingin saya capai,” tegasnya.
Selain bersungguh-sungguh, Ia juga kerap melaksanakan sholat sunah Tahajud dan Duha agar dimudahkan segala urusannya.
Sedangkan Dea yang kesehariannya banyak Ia habiskan di Ma’had al Jami’ah Walisongo mengaku sering kesulitan dalam hal ekonomi. Ayahnya rela menjual motor, harta keluarga satu-satunya untuk membiayainya kuliah. Ia sering tidak bisa membayar uang makan, maka ia kerap berpuasa.
Namun Ia tidak tinggal diam. Karena tidak mungkin mengandalkan biaya dari kedua orang tuanya, Ia rajin mencari beasiswa, menulis di media cetak atau online, dan menjadi guru les di salah satu bimbel demi mempertahankan hidup dan gelar sarjananya. Ia pun dipercaya menjadi musyrifah (pengurus) di Ma’had untuk membimbing ratusan mahasiswa baru agar menjadi mahasiswa yang berkarakter dan berpikiran hebat. Lalu uang yang Ia hasilkan ditabung untuk membeli buku.
Ketika ditanya resep khusus kesuksesannya, Ia hanya meyakini bahwa Allah akan mengabulkan apa yang benar-benar hamba-Nya inginkan.
“Tidak ada resep khusus. Allah mau apa yang kita mau kalau kita benar-benar mau,” jelasnya kepada kru lpminvest.com.
Kedua wisudawati terbaik tersebut sama-sama meyakini bahwa cita-cita akan dapat dicapai jika prosesnya dijalankan dengan sungguh-sungguh. Diiringi doa dan restu orang tua, serta percaya akan kemurahan Allah dengan keyakinan penuh. (Ari/Yeni/Hasna-[i])