Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » SASTRA » CERPEN » Semenjak Kamu Pergi, Aku Bukan Lagi Penyair

Semenjak Kamu Pergi, Aku Bukan Lagi Penyair

  • account_circle admin1
  • calendar_month Ming, 5 Mei 2019
  • visibility 46
  • comment 0 komentar
Oleh: Ahyar Manarul Hidayat Fatah

Oleh: Ahyar Manarul Hidayat Fatah


Entah apa yang membuatku bersedia datang ke tempat ini, Le Quartier Restaurant. Sebuah restoran dengan desain yang kental nuansa Paris ini sudah lama sekali aku tidak menyambanginya.

Malam ini gerimis mencoba mendinginkan siapa saja yang ditetesinya. Dedaunan, pot bunga, atap restoran, atau bahkan otakku yang selalu pening dengan berbagai pekerjaan setiap hari.

Turun dari mobil, berbekal sebuah payung hitam aku berhasil mendapati pintu rumah makan tersebut dan langsung masuk. Di sebelah kanan dari pintu masuk terdapat seorang perempuan duduk di bangku paling ujung. Dres biru donker yang membalut tubuhnya, serta bibir tipis dan merah yang melengkung membentuk senyum, membuat dia terlihat tetap cantik seperti empat tahun yang lalu. Namanya Elina, dia tak banyak berubah.

Dia melambaikan tangan dan melempar senyum, isyarat bahwa aku harus menghampirinya. Memang benar, untuk apa lagi aku datang ke sini selain untuk menemuinya.

“Silakan duduk, Mas,” dia mengawali.

Kemudian aku menurutinya tanpa sepatah katapun keluar dari mulutku. Sampai tiba-tiba aku sedikit dikagetkan dengan minuman yang sudah dia pesan lebih dulu. “Loh ini kan…”

“Sidecar eskrim vanilla. Minuman favorit kamu.” Dia memotong seenaknya.

“Kamu masih ingat saja,” ucapku.

“Tentu aku ingat, bahkan hampir semuanya tentangmu. Kamu tidak banyak berubah ya Mas.” Ia menatapku. Matanya tajam terlihat memperhatikanku dengan jeli.

“Ya begitulah,” jawabku kikuk.

Hujan di luar masih terus menghujam bumi. Jalanan berlubang telah penuh dengan airnya. Kenangan para pengendara yang ban kendaraannya terseok karena genangan itu sayup-sayup terputar lagi. Sebagian tertawa mengingatnya, dan lainnya mungkin mengumpat karenanya.

Di hadapannya seperti ini, kenangan lamaku bersamanya juga ikut terbawa suasanya. Tatapan matanya yang lentik penuh kemanjaan. Tutur katanya yang lembut serasi dengan bibirnya yang merah muda. Jiwaku bergolak. Antara kepahitan yang dia ukir dan manisnya kisah yang dia sodorkan kepadaku.

Lensa matanya tak berpindah dari objek wajahku. Menyadari aku merasa tak nyaman dengan pandangan matanya, dia bergegas melanjutkan pembicaraan yang lain.

“Kamu apa kabar Mas?”

“Aku baik, kamu gimana?” tanyaku datar.

“Tidak lebih baik ketika kamu masih mengirimi aku puisi.”

Jawabannya membuatku sedikit kaget, sedikit menggelitik. Kemudian aku menambahi.

“Puisiku hanya kata-kata receh, kamu bisa menemukannya dimana saja. Ini masa sosmed, angkringan, atau struk pembayaran indomaret.”

“Hehehe… Kamu bisa aja Mas, nyatanya aku kecanduan,” dia mencoba mencairkan suasana. Gigi gingsulnya masih saja menyempurnakan senyumnya.

“Kamu menyuruhku ke sini cuma buat minta puisi?” tanyaku masih tetap datar dan sedikit ketus.

“Rama (kali ini dia memanggil namaku yang asli), setiap orang pernah salah, dan tidak lebih bijak orang yang tidak mau mendengarkan penjelasan orang lain. Alasan mengapa seseorang harus memaafkan orang lain,” ia mencoba menjelaskan. Suaranya pelan, raut mukanya nampak  mengiba.

Sekarang aku tahu maksud dia memintaku datang ke tempat ini.

Matanya yang bening kini mulai mengembun. Lengkung bibir 10 sentinya menyusut. Melihat pemandangan itu, hatiku kembali tersentuh. Tapi lagi-lagi kenyataan pahit yang pernah ia lakukan dengan cepat menepis kelemahan hatiku. Kebencianlah yang memang pantas aku keluarkan.

“Terus menurutmu bekhianat adalah sebuah kebijaksanaan?” tanyaku dengan singkat dan tegas.

“Jika kamu tidak mau mendengarkan apapun, maka berpuisilah. Aku siap mendengarkan sajak-sajakmu walaupun isinya umpatan-umpatan kebencian. Lakukanlah!”

Aku menghela nafas kemudian berdiri. “Kamu tidak akan mendengar apapun lagi mengenai puisiku.” Aku berbalik melangkah pergi. “Kamu tak lagi pantas menerima puisi-puisiku, bahkan jika itu hanya sekedar puisi berisi umpatan.”

Baru tiga langkah, dia berbicara dari belakang dalam keadaan masih duduk. Seperti berpuisi pelan dan ketegasan tiap katanya terasa. Aku berhenti dan mencoba menyimak.

Aku pikir untaian sajakmu kemarin adalah bait syair yang agung,

Suci dari dosa-dosa kebencian dan dendam.

Namun, sebotol whisky telah tumpah pada kain sajadah.

Aku tidak sadar,

Wangi melati telah membaur dengan harum

Sari anggur putih.

Dibuatnya aku mabuk dan kecanduan.

 

Dia berhenti, dan aku tersenyum ketus sambil setengah menengok. “Itu kamu sudah bisa berpuisi, tidak perlu aku lagi. Dan ketahuilah, semenjak kamu pergi, aku bukan lagi penyair. Mendengar kau membacakan puisimu, membuatku semakin muak dengan puisi,” kataku sembari mengembalikan arah pandanganku ke depan. Aku melanjutkan langkah yang sempat terhenti.

“Di luar habis turun hujan, banyak genangan. Semoga bisa menenggelamkan kebencian dan dendam yang ada padamu. Setidaknya jika baru sampai mata kaki,” katanya setengah teriak.

Aku tetap melanjutkan langkah dengan tidak peduli. Tidak peduli dengan kata-katanya Elina, atau para pengunjung yang penasaran terus menatap kami bergantian. Angin bekas hujan telah membekukan hatiku. Biarlah aku pergi membawa kebencian ini.

  • Penulis: admin1

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Mimbar Bebas;  Suarakan Aspirasi Mahasiswa FEBI

    Mimbar Bebas; Suarakan Aspirasi Mahasiswa FEBI

    • calendar_month Rab, 23 Okt 2019
    • account_circle admin1
    • visibility 52
    • 0Komentar

    lpminvest.com – Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang  menggelar mimbar bebas mahasiswa yang bertema “Suarakan Aspirasimu, Wujudkan FEBI Go ASEAN”. Bertempat di Auditorium I lantai 2 UIN Walisongo Semarang, acara ini bertujuan untuk menyerap aspirasi mahasiswa FEBI. Rabu, (23/10/2019). Mimbar Bebas dihadiri oleh Muhaimin Kasubag Akademik Kemahasiswaan dan Alumni […]

  • Forum Mahasiswa Akuntansi Syariah Indonesia, Resmi Dilantik

    Forum Mahasiswa Akuntansi Syariah Indonesia, Resmi Dilantik

    • calendar_month Kam, 12 Mar 2020
    • account_circle admin1
    • visibility 62
    • 0Komentar

    lpminvest.com- Forum Mahasiswa Akuntansi Syariah Indonesia (FORMAKSI), periode 2020 – 2021 resmi dilantik oleh Saifullah  selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Pelantikan tersebut berlangsung di Auditorium II Kampus III UIN Walisongo Semarang. Dihadiri oleh Mahasiswa UIN Walisongo Semarang dan delegasi dari 14 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) seluruh Indonesia. Kamis (12/3/2020). Saifullah, […]

  • Webinar Orientasi Lulusan; Ubah Pandangan Prospek Kerja Sarjana Ekonomi Islam

    Webinar Orientasi Lulusan; Ubah Pandangan Prospek Kerja Sarjana Ekonomi Islam

    • calendar_month Sab, 24 Okt 2020
    • account_circle admin1
    • visibility 46
    • 0Komentar

    lpminvest.com- HMJ Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Waisongo Semarang usai menyelenggarakan Webinar Orientasi Lulusan bertajuk “Peluang dan Tantangan: Peran Sarjana Ekonomi Syariah dalam Kontribusi Pengelolaan Ekonomi Negara”, (Sabtu, 24/10/2020). Webinar dihadiri oleh tiga pembicara handal, yaitu Muhammad Zilal Hamzah selaku Dewan Penasehat DPP Ikatan ahli Ekonomi Islam Indonesia, Wahyu Jatmiako selaku […]

  • Flexing dan Personal Branding, Hampir Mirip Tapi Tak Sama

    Flexing dan Personal Branding, Hampir Mirip Tapi Tak Sama

    • calendar_month Sab, 6 Mei 2023
    • account_circle admin1
    • visibility 71
    • 0Komentar

    Manusia di era digital dalam setiap harinya tidak bisa luput dari media sosial. Seolah media sosial menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia saat ini. Media sosial menjadi wadah untuk saling berbagi informasi dengan bentuk yang lebih praktis, tetapi dalam media sosial sering juga menjadi tempat pamer bagi sebagian besar orang. Fenomena ini biasa […]

  • Mempererat Tali Persaudaraan Melalui Musik

    Mempererat Tali Persaudaraan Melalui Musik

    • calendar_month Kam, 13 Nov 2014
    • account_circle admin1
    • visibility 36
    • 0Komentar

    lpminvest.com-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, menggelar parade musik di samping auditorium 2 kampus 3. Rabu, (12/11/2014). Acara yang bertajuk “Semarak Persatuan; bersama UKM musik UIN Walisongo Semarang” ini diadakan dalam rangka mempererat tali persaudaraan antara UKM Musik satu dengan yang lainnya, serta untuk memperingati hari pahlawan. “Acara ini untuk […]

  • Ajang Melatih Personal Branding, DEMA FEBI Selenggarakan Talkshow Kepemudaan

    Ajang Melatih Personal Branding, DEMA FEBI Selenggarakan Talkshow Kepemudaan

    • calendar_month Kam, 30 Mei 2024
    • account_circle admin1
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (DEMA FEBI) UIN Walisongo menggelar acara Talkshow kepemudaan pada hari Kamis, 30 Mei 2024 di Gedung Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Talkshow kali ini mengusung tema “Peran dan Strategi Personal Branding untuk Generasi Z Sebagai Bekal serta Menghadapi era Digitalisasi 5.0″. Acara ini mengundang dua […]

expand_less