lpminvest.com– Keluarga Alumni Walisongo (KALAM Walisongo) adakan Halaqoh Kebangsaan bertajuk “Meneguhkan Semangat Berbangsa dan Bernegara Kaum Santri” bertempat di Auditorium II Kampus III UIN Walisongo Semarang. Jumat, (12/5/2017).
Perbedaan suku, agama, ras, dan budaya (SARA) masih menjadi permasalahan yang harus diselesaikan di Indonesia, terlebih ketika SARA diikutkan dalam kontestasi perpolitikan.
“Melibatkan argumentasi SARA dalam perpolitikan (pemilu-red), itu tidak fair. Hal tersebut akan membuat Indonesia mendapatkan masalah dan menimbulkan bahaya yang besar. Harusnya, dalam mempromosikan calon jangan membawa SARA, tapi perlihatkanlah bagaimana kemampuan calon membawa kemajuan bagi daerah yang dipimpinnya nanti,” kata Rais Syuriah PBNU, Masdar Farid Mas’udi.
Perbedaan ataupun keberagaman adalah sunnatullah. Jadi dalam menyikapi perbedaan yang kodrati itu harus sebaik-baiknya, mengingat Indonesia adalah negara yang sangat plural. Jika salah memperlakukan perbedaan bisa menghancurkan eksistensi negara Indonesia.
Konsep negara dalam Islam bukanlah yang berasaskan agama, tapi yang berlandaskan keadilan.
“Negara dengan satu tujuan saja sudah cukup, yaitu untuk keadilan, dan adil itu tidak boleh mendiskriminasi berdasarkan SARA,” tambah pria yang suka menulis tersebut.
Pelaku percaturan peradaban global sebenarnya adalah blog-blog beragama. Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di dunia sebenarnya mampu memiliki peranan penting dan bisa ikut andil dalam percaturan peradaban global.
“Tiang Kristianism berada di Eropa, Hinduism di India, Bhudism di Cina, maka Indonesia memiliki peluang menjadi tiangnya agama Islam, menjadi negara super powernya Islam,” pungkas pria perbeci putih itu di hadapan audien.