Cegah Stunting, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Sosialisasi untuk Ibu Hamil

IMG-20201023-WA0014

lpminvest.com– Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah (KKN RdR) ke-75 UIN Walisongo menggelar sosialisasi sadar stunting untuk ibu hamil pada Senin (19/10/2020).

Bertempat di Desa Wanutunggal, Kecamatan Godong, Grobogan, kegiatan ini disambut antusias oleh warga setempat.

Menurut Tim KKN RdR UIN Walisongo kelompok bagi balita dan anak di bawah tiga tahun batita,” ujar Davi Hidayat.

Baca juga Simsalabim, KKN Ke-75 Menyulap Pesertanya Jadi Jurnalis Dadakan

Pasalnya pada 2019 lalu, anak-anak di Indonesia masih banyak yang mengidap stunting akibat kekurangan gizi. Menurut riset kesehatan di Indonesia menunjukkan bahwa balita stunting pada tahun 2018 mencapai 30.8% dan Indonesia menempati peringkat kedua setelah Kamboja di kawasan Asia Tenggara dan peringkat 5 di Dunia.

Hal tersebut menjadi perhatian khusus bagi Mahasiswa KKN RdR UIN Walisongo kelompok 39. Terlebih, tempat sosialisasinya berada di desa yang mana kesadaran akan pentingnya kesehatan gizi bagi anak masih kurang.

Latifatus Sakinah sebagai pemateri dalam sosialisasi tersebut mengatakan, stunting sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak balita di 1000 hari pertama kehidupan anak.

“Ciri-ciri anak yang mengidap stunting diantaranya pertumbuhan gigi terlambat, kurang fokus dalam belajar, terlambat pubertas, tinggi badan tidak sesuai pada usia seharusnya. Saat usia 8-10 tahun anak menjadi pendiam dan tidak banyak kontak mata,” tutur Ifa.

Ifa juga menyampaikan penyebab stunting antara lain pemberian Makanan Pendamping-Air Susu Ibu (MP-ASI) yang kurang tepat, ekonomi keluraga, akses air bersih yang kurang, dan infeksi berkepanjangan seperti TBC, saluran kencing dan paru – paru.

Sementara itu, Ida Maslikah sebagai bidan desa mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang dilakukan mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang.

“Terlebih dalam kasus ini ibu berperan penting dalam merawat anak. Bukan hanya setelah lahir, namun juga sejak masih dalam kandungan. Karenanya, sosialisasi ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi pengetahuan baru agar lebih berhati-hati dalam menjaga dan merawat bayi sejak dalam kandungan,” terang Ida.

Di sisi lain, mengikuti posyandu rutin juga bisa mencegah stunting.

“Cuci tangan sebelum berkontak dengan anak sangat penting. Selain itu, pemenuhan gizi yang cukup serta rutin mengikuti posyandu bisa mencegah terjadinya stunting pada anak,” tutup Davi. [i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *