Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » SASTRA » CERPEN » Cahaya di Tengah Mendung, Part 2

Cahaya di Tengah Mendung, Part 2

  • account_circle admin1
  • calendar_month Rab, 1 Mar 2023
  • visibility 43
  • comment 0 komentar

Sumber: Pinterest

“Om, kapan-kapan main lagi yuk.”

“Kalau Om sedih ke halaman aja, tiap sore kita main di sana.”

“Kita pulang dulu ya, Om.”

Aku melambai ringan membalas tiga anak yang sekarang berpamitan itu. Raut bahagia tercetak jelas di wajah mereka, bahkan menular sesaat padaku. Ternyata mereka tinggal di lantai yang berbeda, untuk itu aku membiarkan ketiga anak itu naik lift lebih dulu.

Sepeninggal mereka, aku kembali ke diriku yang lelah. Bahuku melemas turun digantikan dengan helaan napas lelah yang bercampur dengan rasa menggigil. Aku lapar, tapi tidak mungkin memesan makanan di saat hujan masih selebat ini. Meratapi nasib yang kembali sadar bahwa diriku menganggur sekarang, sepertinya aku harus menghabiskan waktu sendiri untuk sementara waktu.

Pikirku, setelah mandi aku akan langsung tidur atau paling tidak menunggu hujan reda agar bisa memesan makanan. Namun apa yang terjadi selanjutnya benar-benar di luar dugaan. Harum masakan yang menyengat indera penciuman benar-benar membuatku melangkah tergesa ke dapur.

“Dee?” panggilku tak yakin pada sosok perempuan yang mengenakan apron membelakangiku. Tak ada siapapun yang tahu sandi apartemenku kecuali aku sendiri, Mama dan Derana, sahabatku.

“Hei, habis hujan-hujanan ya?” tanya Derana sambil tersenyum manis. Aku tertegun sebentar melihatnya. Agak tidak yakin dengan kehadirannya yang super mendadak. Tak bisa dipungkiri bahwa aku juga senang karena secara tak langsung kehadirannya berhasil mencegahku kelaparan malam ini.

“Iya,” jawabku setelah jeda cukup lama.

“Pantesan kok tumben mandi sore. By the way, aku udah lihat.”

“Lihat apa?”

“Itu, surat yang kamu remas sampe bentuknya kaya bola.”

Pandanganku spontan tertuju pada gumpalan kertas yang aku masukkan pada tas koper tadi. Sekarang koper itu telah terbuka karena sebelum mandi tadi aku sempat memastikan bahwa dokumen di dalamnya selamat. Beruntung tak ada jejak basah.

“Oh itu,” aku mangut-mangut. “Menurut kamu gimana?”

“Hm…berita buruk kalau didengar sama orang tua kamu. Tapi buat aku, itu bukan sesuatu yang buruk. Namanya juga hidup.”

Baca juga: CERPEN: Cahaya di Tengah Mendung Part 1

Aku sudah menduga jawaban itu. Singkat dan terlalu sederhana, khas Derana sekali. Sudah 10 tahun aku mengenal perempuan itu dan tak ada yang berubah darinya. Mulai dari pola pikirnya yang sederhana, tak suka basa-basi dan segala tingkahnya yang tak terduga. Harusnya aku tidak terkejut dengan balasannya barusan, namun karena hari-hariku yang berjalan buruk, suasana hatiku langsung memburuk.

“Oh,” jawabku singkat. Derana tersenyum menanggapi jawabanku.

Just a bad day, not a bad life,” sambung Derana sebelum aku sempat berpaling. “Kalau aku bilang itu cuma kerjaan, ya emang karena aku nggak tau seberapa berharganya pekerjaan itu buat kamu. Tapi Jen, kamu pasti pernah denger, sesuatu yang kamu anggap buruk itu nggak sepenuhnya buruk kok. Pasti bakal ada kejutan dibaliknya.” Sembari menuang sup ayam ke mangkuk ia melanjutkan. “Aku yakin bakal ada sesuatu buat kamu setelah ini, Jen.”

“Oh ya?” balasku tak tertarik.

“Aku lihat kamu main sama anak-anak di bawah tadi,” ujar Derana tiba-tiba. “Dan kamu kelihatan seneng banget. Kamu tertawa sama mereka seolah nggak punya beba. Aku jadi bisa ambil kesimpulan dari sana. ” ujarnya lagi membuatku menoleh bingung.

“Maksudnya?”

Derana menatapku. “Kamu itu berharga, Jen.”

Aku terdiam.

“Meskipun aku nggak tau pasti asal usul kalian bisa main seseru itu, pasti mereka bilang sesuatu sebelum ngajak kamu main.”

Wajah datar tanpa antusiasmeku berubah masam sedetik kemudian. Seketika teringat pada salah satu anak yang memanggilku ‘Om’ tadi. “Mereka manggil aku pakai Om. Emang aku kelihatan setua itu sampai dipanggil Om?”

Derana memutar bola mata. “Bukan itu maksud aku, tapi…mereka pasti minta tolong ke kamu ‘kan sebelum kalian main?”

“Oh. Iya sih.”

“Nah itu, sekarang kamu paham?” Perempuan itu memandangku lekat sampai aku menahan napas tanpa sadar. “Mungkin pekerjaan ini begitu berarti buat kamu dan rasa-rasanya kamu lagi nggak pengen ngapa-ngapain sekarang setelah dipecat. Tapi Jen, terkadang kamu butuh suatu hal baru yang bisa bikin diri kamu terus berkembang. Bisa aja ‘kan dengan kamu dipecat, ada perusahaan lain yang lebih besar dan lebih butuh jasa kamu. Kamu itu berharga jika ada di lingkungan yang tepat. Contohnya kaya anak-anak tadi yang butuh kamu walau sebatas dimintai tolong buat ikutan main bola tapi kehadiran kamu itu seolah pelengkap buat mereka.”

Aku diam. Tidak mengangguk, tidak juga menggeleng. Hanya memandang Derana lekat sampai perempuan itu lelah sendiri. Terlihat dari dengusan napasnya disusul tamparan keras di lenganku.

“Di umurmu yang sekarang, harusnya aku nggak usah repot-repot jelasin sampai mendetail, ‘kan?”

Akhirnya aku hanya meringis kikuk. “Iya, ngerti. Makasih.”

“Oke sip, sekarang makan. Ini pakai resep dari Mama kamu.” Senyum cantik itu akhirnya terlihat kembali dilengkapi dengan sodoran mangkuk sup yang sudah dilengkapi dengan nasi. “Kamu udah jalani hari-hari yang berat dan you did well, Jenandra. Apapun yang kamu lakuin, kamu selalu baik di mata aku.”

Aku tersenyum tanpa suara membalasnya. Ucapan darinya itu, kebanyakan aku balas hanya dengan senyuman, dan Derana tidak banyak protes. Perempuan itu memahamiku, aku tahu. Sayangnya aku belum cukup memahaminya hingga menyebabkannya berpaling. Cincin yang melingkar di jari manis kirinya telah menjawab semuanya.

Perhatian Derana memang milikku sekarang, namun beberapa tahun lagi aku akan kehilangannya.

***

Selesai

Oleh: Alfina Winda

  • Penulis: admin1

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ungkap Makna Kesetaraan Gender, Kelompok 6 KKN RdR 77 UIN Walisongo Adakan Webinar Online

    Ungkap Makna Kesetaraan Gender, Kelompok 6 KKN RdR 77 UIN Walisongo Adakan Webinar Online

    • calendar_month Sab, 6 Nov 2021
    • account_circle admin1
    • visibility 47
    • 0Komentar

    lpminvest.com- Kelompok 6 Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah (KKN RdR) Angkatan 77 adakan webinar kesetaraan gender dengan tema “Isu Gender dalam Dunia Kerja”. Jum’at, (5/11/2021). Tujuan diadakannya webinar ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dan masyarakat pada umumnya tentang makna kesetaraan gender yang sebenarnya. Acara berlangsung dengan menggunakan media zoom meeting […]

  • Pecahkan Rekor Muri,  MABA UIN Walisongo Tampilkan 13 Formasi MOB

    Pecahkan Rekor Muri, MABA UIN Walisongo Tampilkan 13 Formasi MOB

    • calendar_month Sen, 21 Agu 2017
    • account_circle admin1
    • visibility 47
    • 0Komentar

    lpminvest.com– Pembukaan acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Walisongo Semarang, berhasil memecahkan Rekor MURI kategori “Pemrakarsa dan Penyelenggara Konfigurasi MOB dengan  Tampilan Kreasi Terbanyak”. Senin, (21/8/17). Kreasi MOB yang di tampilkan mahasiswa baru ini, meliputi; Logo PBAK, HUT 72 Indonesia, Say No To Drug, NKRI Harga Mati, Tolak Korupsi, Wajah Ibu Kita Kartini, […]

  • Menangkal Informasi Hoax dan Hate Speech di Tahun Politik

    Menangkal Informasi Hoax dan Hate Speech di Tahun Politik

    • calendar_month Sen, 5 Feb 2018
    • account_circle admin1
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Oleh: Ahmad Gozali Tahun 2018 menjadi panggung politik bagi partai politik (parpol). Pasalnya, Indonesia bakal menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di berbagai daerah, di antaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Lampung, Bali, Maluku, Kalimantan dan beberapa daerah lainnya. Tidak cukup di situ, panggung politik masih berlanjut pada 2019 dengan adanya pemilihan […]

  • 90 Peserta Ikuti PPL PSAK 24 Imbalan Kerja

    90 Peserta Ikuti PPL PSAK 24 Imbalan Kerja

    • calendar_month Rab, 25 Sep 2019
    • account_circle admin1
    • visibility 44
    • 0Komentar

    lpminvest.com – Sejumlah 90 orang mengikuti Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL) yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang. Peserta PPL terdiri dari dosen, praktisi, dan akuntan di Jawa Tengah. Rabu, (25/9/2019). Pendidikan khusus tersebut menghadirkan Farah, Dosen Universitas Indonesia Jakarta sebagai pemateri. PPL yang dilaksanakan di Auditorium I Kampus I UIN Walisongo […]

  • PBAK 2023; Sambut 4.681 MABA UIN Walisongo Semarang

    PBAK 2023; Sambut 4.681 MABA UIN Walisongo Semarang

    • calendar_month Jum, 4 Agu 2023
    • account_circle admin1
    • visibility 82
    • 0Komentar

    lpminvest.com- Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang melaksanakan pembukaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) pada Jumat, (04/08/2023) bertempat di lapangan kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Acara PBAK UIN Walisongo Semarang kali ini, akan dilaksanakan selama tiga hari, dari tanggal 4-6 Agustus 2023 kedepan. Pada PBAK tahun ini mengangkat tema “Peduli Lingkungan Untuk Kemanusiaan”. Menurut […]

  • NCF 2023, Tarian Singo Barong Asal IMAKEN Menarik Perhatian Penonton

    NCF 2023, Tarian Singo Barong Asal IMAKEN Menarik Perhatian Penonton

    • calendar_month Kam, 25 Mei 2023
    • account_circle admin1
    • visibility 72
    • 0Komentar

    lpminvest.com– Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA-U) adakan event Nusantara Culture Festival pada Kamis, (25/05/2023). Salah satu bagian dari event ini adalah perfomance organisasi daerah (Orda). Dari Ikatan Mahasiswa Kendal (IMAKEN) menampilkan tarian Singo Barong yang beranggotakan 5 orang. Luqman Afiq selaku penari Singo Barong, menjelaskan bahwa alasan IMAKEN memilih tari Singo Barong karena tarian ini […]

expand_less