Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » SASTRA » CERPEN » Semua Berawal Dari Pesantren di Pandeglang

Semua Berawal Dari Pesantren di Pandeglang

  • account_circle admin1
  • calendar_month Sel, 18 Jul 2017
  • visibility 64
  • comment 0 komentar
sumber: https://www.google.com/search?q=pesantren&clien

sumber: https://www.google.com/search?q=pesantren&clien

Usai Ujian Nasional SD, waktunya bagi saya untuk mencari sekolah baru ke jenjang pendidikan SMP. Setelah beberapa sekolah saya kunjungi, keputusan jatuh di Sekolah Negeri yang menurutku cukup bagus di daerah Bekasi. Setelah beberapa hari datanglah brosur Pondok Pesaantren dari salah satu teman saya. Akhirnya, orang tua memberikan usulan agar mondok saja. Sempat terpikir kala itu, ”kalau misalkan mondok, apa saja yang nantinya saya dapat?.

Tetapi, mungkin orang tua punya alasan kenapa memberi saran itu, mungkin saja mereka menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang sholeh dan bermanfaat bagi sesama. Dan akhirmya, keputusan saya bulat. Pondok sebagai jalan juang saya selanjutnya.

Mendengar kata Pondok Pesantren, pasti sudah tak asing lagi ditelinga kita. Sebuah tempat dimana kita menimba ilmu agama dan bagaimana cara mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Tentunya banyak teman banyak pengalaman dan cerita khususnya yang akan didapat. Itu pun terjadi padaku sewaktu mondok di Pandeglang.

Nama saya Ari Yuwono Saputro, biasa disapa Ari oleh teman-teman. Saya berasal dari Bekasi.

Pondok saya bernama Ibad Ar Rahman. Letaknya di Pandeglang, tepatnya di jalan Cikoromoy KM 01 Cimanuk Pandeglang Banten. Terbilang cukup jauh dari rumah, mungkin bisa memakan waktu tiga sampai empat jam untuk bisa sampai ke sini. Pondok ini dikelilingi bentangan sawah yang indah dan diapit dua gunung (gunung Karang dan gunung Pulosari) yang indah memanjakan mata, pemandangan yang selalu menawarkan keindahan di setiap mata yang memandang. Seperti inilah gambaran keadaan pondokku. Disini saya adalah santri angkatan pertama, jadi pondok saya ini masih baru, terlihat dari bangunanya yang masih bagus.

Awal saya mondok pada bulan Juli tahun 2010. Rasanya sedih campur senang. Sedih rasanya meninggalkan keluarga dan sanak saudara untuk menuntut ilmu. Ya mau bagaimana lagi, selain mengharap restu orang tua dan lagi pula usia saat itu menginjak 12 tahun, sudah sepatutnya pisah dengan orang tua. Senangnya karena dapat banyak teman baru di sini, ada yang dari Padang, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Ambon dan masih banyak lagi. Satu hal yang terpenting lagi adalah bisa  melanjutkan pendidikan dengan tanpa biaya, dari mulai asrama, sekolah, makan, dan fasilitas lain, semua ditanggung oleh donatur pondok.

Karena sudah berada di lingkungan pondok, para ustadz-lah yang menjadi pengganti orang tua kita. Apabila nantinya ada keperluan, baik menelpon orang tua, perizinan keluar atau apapun itu bisa langsung mendatangi ustadz yang ada. Biasanya sudah ada bagian-bagian yang mengurus segala keperluan santri, setiap kamarpun ada satu ustadz yang menemani sekaligus pembimbing kita.

Saya termasuk golongan dhuafa waktu itu, sebagian teman saya ada yang sama seperti saya ada pula yang yatim dan reguler. Semua kumpul jadi satu slayaknya satu keluarga. Tak pandang kaya atau miskin, semua sama. Alhamdulillah Khusus dhuafa dan yatim selain gratis, biaya kami dapat uang bulanan pula. Semua itu diberikan agar kami berjuang dan berhasil menjadi orang yang bermanfaat nantinya.

Kegitan-kegiatan di pondok sangat padat. Salah satunya halaqah quran. Dalam kegiatan ini kami membentuk lingkaran kecil berjumlah sekitar sepuluh orang. Untuk menghafal quran dan wajib menyetorkannya kepada pembimbing kami. Jumlah kami kurang lebih ada 120 orang, jadi dibagi menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok halaqah takhasus dan ada pula yang biasa. Tiap hari kami mengahafal ayat demi ayat halaman demi halaman. Kami terus berupaya agar kami bisa menjadi hafidz quran. Motto pondok kami adalah Al Quran In My Heart And Science In My Mind. Jadi kami disini dituntut menjadi penghafal dan berpengetahuan luas.

Selain kegiatan rutin halaqah quran. Kami juga sekolah seperti biasa. Ada beberapa kelas disini, dari mulai kelas VII A sampai dengan VII D. Pelajaran-pelajarannya pun beragam, ada pelajaran agama dan pengetahuan umum. kami lebih menyukai pelajaran TIK di lab komputer, karena banyak permainannya. Semua selalu tampak antusias dalam belajar sampai tidur di kelas saking semangatnya. Setiap hari kami sekolah dan liburnya di hari Jumat, karena ini pondok jadi berbeda dengan sekolah luar.

            Saya punya banyak teman di pondok, tetapi ada beberapa yang paling dekat. Salah satunya ada Ahmad Mundzir. dia salah satu teman dekat saya. Setiap perizininan keluar ia sering dengan saya. Orangnya pun selalu membantu ketika ada temannya yang sedang dalam masalah. Kami berdua saling kejar-kejaran prestasi di kelas, walau dalam hal Al Quran dia lebih jauh melangkah di depan saya.

Ada beberapa kejadian yang masih saya ingat sampai sekarang. Salah satunya ialah, anak santri biasanya kalau sudah tak betah atau lagi nakal-nakalnya, muncullah dalam benak mereka bagaimana caranya agar bisa kabur dari pondok. Mulai dari lompat pagar sampai izin keluar melebihi batas hanya untuk main Play Station dan warnet, bahkan ada juga yang sampai pulang ke rumah. Pada akhirnya kalau sudah ketahuan, rambut menjadi sasaran empuk bagi ustadz-ustadz yang menghukum.

Saat itu, usai pemberian kajian oleh salah satu ustadz. Ternyata ada banyak manfaat ketika kita dalam ruang lingkup pondok. Yang pertama, setidaknya kita terlatih untuk hidup mandiri, tak harus bergantung kepada orang tua. Yang kedua, kita di didik sebagai kader-kader masa depan yang kelak akan menjadi pemimpin yang benar. Dan yang ketiga, secara tak sadar kita punya keluarga baru.

Itulah yang membedakan antara anak santri dengan anak-anak luar lainnya. Mereka yang hanya belajar lalu pulang, mungkin akan sedikit mengetahui makna hidup. Tetapi kalau kita sudah pernah berada di pondok pesantren. Apapun pondoknya kita pasti akan lebih mengetahui arti hidup itu sendiri.

Singkat cerita, kami mengikuti ujian kelulusan atau yang biasa disebut ujian nasional tingkat SMP. Ini yang akan menentukan lulus atau tidaknya dari selama 3 tahun belajar. Hari-hari yang sudah terlewat tanpa tak meninggalkan kesan hari-hari yang tak akan pernah terlupakan dalam hidup.

Pondok Pesantren sudah menjadi bagian dari diri saya, sudah menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan. Banyak pelajaran berarti yang tidak akan pernah terlupakan. Mungkin benar apabila kita masih di pondok selalu mengeluh ingin pulang atau tak betah, Tapi nyatanya setelah keluar kitalah yang akan merindukan pondok, rindu akan suasana kebersamaan yang sulit digambarkan.

Inilah pondokku. Sebuah tempat yang sudah membentuk kepribadian dan tingkah laku saya menjadi seperti sekarang ini. Terima kasih semua yang sudah membimbing dan mendukung di setiap lika-liku hidup saya. Ustadz-ustadz yang tak pernah lelah mendidik kami dengan penuh kesabaran dan keikhlasannya, semoga Allah balas jasa-jasamu dengan balasan yang setimpal.

Sekarang kami sudah besar, sudah waktunya bagi kami untuk melangkah lebih jauh lagi. Kami harap doa restumu, qgar kami tak tersesat di jalan yang salah. Semoga kami tumbuh menjadi orang-orang besar yang nantinya bisa menjadi pemimpin bangsa yang adil.

Sungguh, aku merindukan suasana saat itu, para kiai, para ustadz

  • Penulis: admin1

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Tikus Bergelar

    Tikus Bergelar

    • calendar_month Jum, 29 Des 2017
    • account_circle admin1
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Oleh : Amimah Ulul Demi kefanaan berupa harta meruah Demi tak cukup sesuap nasi, mengaharap hidangan di meja yang meriah Perut membuncit, gelegek pun mendesah Ah… nikmatlah sudah.. Berhias kacamata kinclong bergaya sok songong Wara wiri di gedongan ala orang budiman Penuh gaya di podium, bercakap lantang tentang kerakyatan Si tikus terus bergerilya Di balik […]

  • Gus Muwafiq; Sikapi Perbedaan dengan Ilmu Pengetahuan

    Gus Muwafiq; Sikapi Perbedaan dengan Ilmu Pengetahuan

    • calendar_month Ming, 15 Sep 2019
    • account_circle admin1
    • visibility 42
    • 0Komentar

    lpminvest.com- Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara (PERANTARA), mengadakan kegiatan Dialog Kebangsaan yang berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu, (14-15/9/2019), di Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah. Acara ini diawali dengan suguhan penampilan tari Sigeh Pengunten oleh mahasiswa perantau asal Lampung untuk menyambut tamu undangan, salah satunya Gubernur Jawa Tengah. Agan Maraka menyatakan tujuan acara ini ialah menjadikan […]

  • Gambaran Kehampaan Melalui Film Call Me Chihiro

    Gambaran Kehampaan Melalui Film Call Me Chihiro

    • calendar_month Sel, 2 Jan 2024
    • account_circle admin1
    • visibility 151
    • 0Komentar

    Identitas Film Judul                    : Call Me Chihiro Produksi              : Asmik Ace, Digital Ace Doproduksi oleh : Netflix, Asmik Ace Distribusi             : Asmik Ace Sutradara            : Imaizumi Rikiya Produser             : Akira Yamano Penulis naskah    : Kaori Sawai, Rikiya Imaizumi Durasi              […]

  • Politik Pemerataan Ekonomi Ala Muhammad

    Politik Pemerataan Ekonomi Ala Muhammad

    • calendar_month Sen, 3 Nov 2014
    • account_circle admin1
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Hasil rekapitulasi Badan Pusat Statistik (BPS) tentang pendapatan perkapita rakyat Indonesia telah mencapai rata-rata 4.000 dolar AS per tahun. Sementara hasil survei Bank Pembangunan Asia cukup mencengangkan dengan mengungkapkan bahwa gap tingkat kesejahteraan antara orang kaya dan miskin di negeri ini semakin kentara. Hal ini ditunjukan dengan catatan Bank Pembangunan Asia yang menyatakan bahwa jumlah […]

  • Putri Sinditya Ramadhanti, dari Penikmat Jajanan ke Pemilik Keropang

    Putri Sinditya Ramadhanti, dari Penikmat Jajanan ke Pemilik Keropang

    • calendar_month Sel, 17 Sep 2019
    • account_circle admin1
    • visibility 46
    • 0Komentar

    lpminvest.com – Selasa (10/9/2019) lalu, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) memberikan suntikan modal usaha kepada tujuh mahasiswa UIN Walisongo, masing-masing sebesar Rp15 juta. Dana tersebut diberikan pada acara Penumbuhan Minat Kewirausahaan di Kalangan Pemuda yang bertempat di Auditorium 2 Kampus III UIN Walisongo. Dari ketujuh mahasiswa tersebut salah satunya adalah Putri Sinditya […]

  • Sebuket Tulip Merah

    Sebuket Tulip Merah

    • calendar_month Sel, 30 Jan 2024
    • account_circle admin1
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Arsha tak lagi merasa hidup setelah bunganya pergi. Napasnya sering sesak, suasana hatinya sering kali tak baik, dan mulai membenci cuaca cerah. Hal yang sebenarnya cukup menyulitkan, namun baginya yang sudah tak lagi memiliki tenaga untuk bangkit, rasa-rasanya percuma saja jika raga ini berjuang. Arsha tak lagi memiliki alasan kenapa ia harus pulang lebih cepat, […]

expand_less