BSW Terancam Tutup, Ini Faktor Penyebabnya

22814318_435340363527109_4302838804496589191_n

lpminvest.com Sejak beroperasi pada 12 November 2015, kini nasib Bank Sampah Walisongo (BSW-red) terancam tutup. Hal itu diungkapkan langsung oleh salah satu pendiri sekaligus Direktur BSW, Ery Santosa.

Ketidakjelasan anggota dan proyek yang dijalankan BSW, menurut Ery menjadi kendala operasional BSW.  “Untuk tahun 2018, saya pergi (wisuda) dan tanggung jawab untuk melanjutkan proyek ini belum pasti, terutama soal pergantian direktur berikutnya,” ungkap Ery saat dihubungi kru lpminvest.com via WhatsApp. Kamis (18/01/2018).

Ery menambahkan, bahwa ada faktor internal dan ekternal yang menyebabkan BSW terancam tutup. Faktor internalnya adalah keterbatasan tempat yang memadai untuk melangsungkan kegiatan BSW. Adapun faktor internalnya ialah sulitnya membentuk tim yang solid.

“Kami terpisah satu sama lain. Jadi di BSW bisa ditemui ada anggota yang tidak kenal satu sama lain, pada akhirnya merembet ke regenerasi,” jelas mahasiswa asal Banyumas.

Sebelum meninggalkan BSW, mahasiswa semester 9 itu akan menyelesaikan masalah keuangan nasabah yang telah menabung ke BSW. “Insyaallah soal tanggung jawab keuangan akan saya selesaiakan terlebih dahulu sebelum saya pergi,” tegasnya.

Menanggapi isu terancam tutupnya BSW, Amimah, salah satu nasabah sangat menyayangkan apabila BSW benar-benar tutup. “Kalau menurut saya mah sangat disayangkan sekali kalau BSW tutup. Eman-eman. BSW kan memiliki manfaat yang sangat baik, tidak hanya bagi lingkungan tapi juga bagi ekonomi,” jelasnya.

Mahasiswi asal Pati itu berharap agar setiap elemen kampus sadar dan peduli akan pentingnya pengelolaan sampah terintegrasi yang dijalankan oleh BSW. Sehingga BSW dapat tetap hidup dan eksis di UIN Walisongo.

“Mungkin perlu adanya kesadaran dari pihak-pihak yang terkait untuk lebih peduli dengan BSW, baik dari para pengurus atau anggota BSW, pihak Fakultas maupun pihak Kampus juga bisa lebih peduli membantu menghidupkan BSW. Ya, kalau saya harap mah jangan sampai bubar pokoknya,” ujar mahasiswi Prodi Ekonomi Islam tersebut. (Gozali-[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *