Marak Intoleransi, Guru Besar dan Akademisi Buat Petisi Untuk Presiden

guru besarlpminvest.com- Silaturrahim Guru Besar dan Akademisi se-Jawa Tengah bertajuk “Rahim Bangsa, Meski Berbeda, Kita Saudara” ini berlangsung di Auditorium 1 Lantai II UIN Walisongo Semarang. Selasa, (28/02/2017).

Para Guru Besar dan Akademisi ini mendiskusikan keadaan Indonesia akhir-akhir ini ramai, pasalnya, prasangka, kebencian, fitnah, intoleransi kian mengancam demikrasi dan kebhinekaan kita.

Dari silaturrahim ini tercetus ide membuat petisi kepada Presiden, Menteri Riset dan Dikti, Menteri Agama Republik Indonesia, serta Rektor/Ketua Perguruan Tinggi se-Indonesia. Di antara tuntutannya adalah pertama, Melindungi Hak-Hak Sipil setiap Warga Negara Indonesia dengan sungguh-sungguh tanpa membedakan latar belakang suku, agama, dan golongan sesuai dengan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerangka Hak Asasi Manusia.

Kedua, Menguatkan Kesadaran bahwa “Meski Berbeda, Kita Saudara”  di atas semua kepentingan golongan

Ketiga, Mengedepankan komitmen kebangsaan dan menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat-pusat pembelajaran kebangsaan, nasionalisme, dan cinta tanah air.

Keempat, Menindak sesuai hukum yang berlaku kepada siapa saja yang mengusung ideologi anti kebhinekaan, intoleransi dan menyebarkan hasutan kebencian di ruang publik yang dapat mendorong terjadinya konflik dan mengusik suasana damai bangsa Indonesia.

Kelima, Mendorong dan membangun ruang-ruang perjumpaan antar kelompok yang berbeda dalam bentuk kegiatan sosial kemasyakaratan yang mensinergikan berbagai elemen bangsa dalam rangka meleburkan dan mengintegrasikan batas sekat SARA bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika.

Petisi ini disambut baik oleh Akhriyadi, salah satu netizen yang turut menandatangani petisi ini. “Saya Peduli akan Kebhinekaan Bangsa yang sedang berusaha dirusak oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab” tulisnya dalam kolom komentar.

pendapat

Senada dengan Akhriyadi, Benni Setianto juga menulis dikolom komentar, Benni berharap agar kampus tidak menjadi menara gading, tapi kampus juga mempunyai tanggung jawab sosial, salah satu  yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pembelajaran kebangsaan.

pendapat2

“Sebagai pelaksanaan tanggung jawab sosial kampus, agar tidak menjadi menara gading” tulis Benni [i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *