Maba dan Kebingungannya dalam Pemilwa

Seorang Mahasiswi sedang melakukan Pencoblosan di dalam Bilik.
Seorang Mahasiswi sedang melakukan Pencoblosan di dalam Bilik.

lpminvest.com– Pelaksanaan Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa)  tahun 2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang terpantau lancar.  Tempat Pemungutan Suara (TPS) berada di Parkiran Gedung H Kampus III. Rabu, (28/12/2016).

Tempat Pemungutan Suara nampak ramai oleh para mahasiswa yang akan melakukan pencoblosan. Acara pemungutan suara dimulai pukul 08.30 di setiap Fakultas. Pemilihan Mahasiswa tahun ini dilaksanakan oleh tujuh fakultas. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), Fakultas Ushuludin dan Humaniora (Fuhum), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip).

Pelaksanaan Pemilwa hari ini merupakan acara puncak dari serangkaian kegiatan yang telah berlangsung sejak tanggal 16 Desember 2016. Setelah sebelumnya dilaksanakan pendaftaran partai dan calon pada tanggal 16-19 Desember, serta pengumpulan berkas dan penentuan nomor pada tanggal 20 Desember.

Namun, pelasanaan Pemilwa tahun ini nampak berbeda dari tahun sebelumnya. Meski pada setiap TPS fakultas dipenuhi mahasiswa, mayoritas pemilik suara adalah para mahasiswa baru (Maba) yang notabene belum memiliki pengalaman mencoblos di kampus sebelumnya. Adanya hal ini menyebabkan para maba kebingungan dalam memilih.

Uhimah, Mahasiswi baru Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, mengungkapkan kebingungannya dalam pencoblosan surat suara.

“Saya kurang tahu mengenai tata cara pencoblosan. Perlu dilakukan sosialisasi yang optimal dari para panitia komisi Pemilihan.” Ungkap Mahasiswi jurusan Tafsir Hadist tersebut.

Senada dengan Uhimah, Anif Maghfiroh Mahasiswi jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi juga menuturkan hal yang sama. Sosialisasi tatacara pemilihan perlu dilakukan secara optimal

“Pemilwa kali ini lebih sepi karena dilaksanakan pada saat UAS. Sehingga partisipasi dari para mahasiswa sedikit. Selain itu, yang paling penting adalah sosialisasi pencoblosan. Supaya yang mengerti cara pencoblosan tidak hanya para aktivis.” Tutur Mahasiswi asal Grobogan saat ditemui oleh kru lpm invest.

Berbeda dengan Anif Mghfiroh, Rizaldi Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab menuturkan kurangnya lahan Tempat pemungutan suara.

“Untuk sosialisasi, menurut saya sudah cukup jelas. Namun saya sangat menyayangkan tempat pemungutan suara kurang luas. Hingga mahasiswa yang mencoblos harus mengantri panjang dan berdesak-desakan.” Ungkapnya saat berada di tempat pemungutan suara.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *