Oleh : Khoirunnisa Nasution
Di sudut kota yang bising dan tua,
Teriak lidah-lidah tak bersuara.
Opini bak angin berlari,
Tapi siapa peduli? Siapa mendengar?
Dalam baris-baris sunyi yang tertulis,
Jiwa-jiwa berbicara, tapi tak tertangkap.
Dari hati-hati yang sempat retak,
Tumbuh harapan walau nampak rapuh.
Wahai zaman, berhentilah sejenak,
Dengar suara kecil yang berteriak.
Opini bukan sekadar kata,
Ia nyawa yang butuh diakui dan disapa.
[ Pengurus Invest Redaksi Periode 24/25 ]