Ketua HMJ Hukum Pidana Islam; Akademik menjadi Faktor Mahasiswa Minim Berorganisasi

Para Kandidat Ketua Dema dan HMJ FSH duduk berderet di Gazebo FSH bersiap untuk debat.
Para Kandidat Ketua Dema dan HMJ FSH duduk berderet di Gazebo FSH bersiap untuk debat.

lpminvest.com- Salah satu rangkaian acara Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) UIN Walisongo Semarang adalah pelaksanaan debat kandidat. Debat kandidat ini dilaksanakan serentak  di delapan fakultas. Rabu, (13/12/2017).

Di tengah lalu lalang mahasiswa, debat kandidat calon ketua lembaga intra Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) berlangsung di pelataran Kantor Fakultas Syariah dan Hukum (Gazebo FSH).

Nama-nama Calon Ketua (Catu-red) DEMA Fakultas dan HMJ yang turut berkontestasi dalam Pemilwa tanggal 19 Desember 2017 mendatang;  Ahmad Nur Fadlullah (Catu Dema FSH), Mahfud (Catu HMJ Ilmu Falak), Fajar M Andika F (Catu HMJ Hukum Ekonomi Syariah), M. Rizik Fajri T (Catu HMJ Hukum Pidana Islam), Nafa Sofiana Reza & Irfan Maulana (Catu HMJ Ilmu Hukum), dan Farhan Ibnu Fatur (Catu HMJ Hukum Keluarga Islam).

Debat kandidat Pemilwa FSH kali ini dinilai kurang menarik. Pasalnya, hanya satu kandidat yang diusung dari masing-masing jurusan, kecuali jurusan Ilmu Hukum yang mengusung dua kandidat. Terkait hal ini, moderator memantik pertanyaan kepada calon ketua Dema FSH.

“Kenapa kok banyak calon tunggal, tadi dikatakan moderator bahwa kurangnya minat mahasiswa. Saya rasa tidak seperti itu. Mungkin yang calon tunggal itu calon terbaik dari masing-masing jurusan,” tandas Fadlullah, calon ketua DEMA FSH menanggapi pertanyaan moderator.

Tidak hanya dalam berkontestasi, antusias mahasiswa untuk mengenal para calon kandidat pun minim. Terlihat dari sedikitnya peserta yang hadir mengikuti jalannya debat kandidat. Ketua HMJ Hukum Pidana Islam periode 2017 pun turut menanggapi terkait banyaknya calon tunggal.

“Saya kira antusias temen-temen untuk berkontestasi di jajaran lembaga intra mulai menurun. Karena mungkin beberapa faktor yang bisa kita lihat, bisa sistem akademik atau sistem yang lain. Ada berita kalau mahasiswa harus lulus semester delapan. Hal ini yang mungkin membuat was-was mahasiswa untuk berorganisasi,” tutur Muhammad saat ditemui kru lpminvest.com.

Berbeda dengan Fadli, alasan banyaknya calon tunggal karena mahasiswa lebih semangat bergelut di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

“Itu sebenarnya permasalahan kronis semua lini. Rata-rata temen-temen itu pada semangat di UKM,” tutur Ketua HMJ Hukum Keluarga Islam periode 2017 tersebut.

Fadli menambahkan, pemilwa tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Harapannya ke depan, birokrasi juga ikut andil dalam menyukseskan pemilwa.

“Tahun ini berbeda 180 derajat dibandingkan tahun kemarin. Ini sebenarnya yang menjadi PR besar bagi temen-temen aktivis. Khususnya untuk birokrasi, gimana harusnya pemilwa itu diadakan di bawah kontrol birokrasi. Kalau bisa kuliah diliburkanlah, nanti temen-temen suruh ke sini (acara debat dan pemilwa) semua,” pungkasnya. (Hasna-[i]).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *