NEWS  

Kuliah Sambil Bisnis, Siapa Takut?

Muhammad Ridlwan, mahasiswa semester 6 FEBI UIN Walisongo
Muhammad Ridlwan, mahasiswa semester 6 FEBI UIN Walisongo
Muhammad Ridlwan, mahasiswa semester 6 FEBI UIN Walisongo

lpminvest.com Ketatnya persaingan ekonomi global pada saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pengusaha, terlebih mahasiswa. Apalagi pada tahun 2015 ini akan diberlakukan adanya pasar bebas ASEAN. Berkat ketekunan dan kreatifnya, Muhammad Ridlwan salah seorang mahasiswa UIN Walisongo Semarang saat ini sedang menekuni usaha propertinya.

Meskipun saat ini Ridwan sedang menjalankan usaha, dia tidak melupakan tanggungjawabnya sebagai mahasiswa. Pria asli Semarang ini mengaku, pengalaman bisnisnya diperoleh ketika membantu bisnis kedua orang tuanya hingga akhirnya dia menjalankan usahanya sendiri.

”Saat ini saya sudah menjalankan usaha sendiri selama satu tahun. Sebelumnya saya ikut orang tua berbisnis selama empat tahun. Jadi bisa dibilang saya melanjutkan bisnis kedua orang tua saya. Namun saya punya prinsip sendiri, enggak semuanya tergantung pada orang tua. Saya mencoba menjalankan bisnis ini sendiri. Ya itung-itung sebagai latihan,” tutur mahasiswa semester enam tersebut. Rabu, (4/3/2015).

Pria yang akrab dipanggil “Hab-hab” itu adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo. Sebelumnya ia juga pernah berbisnis rental mobil. Namun usaha tersebut tidak ia lanjutkan karena mengganggu aktifitas akademiknya.

”Sebelum usaha properti, dulu saya pernah punya usaha rental mobil. Saat itu nilai akademik saya turun karena banyak melayani pelanggan rental saya. Akhirnya usaha rental mobil terpaksa saya sudahi,” ungkapnya.

Menurut Ridlwan, bisnis properti jauh lebih menguntungkan. Keuntungan penjualan rumah yang diperoleh bisa mencapai dua kali lipat dari modal awal.

”Untuk membuat satu rumah butuh uang lima puluh lima juta. Mulai dari beli tanah, membangun rumah, dan pemasaran, jika semuanya dilakukan sendiri maka untungnya akan lebih besar.” terang pria berbadan gemuk itu.

”Saya sudah menjual empat buah rumah. Dua rumah rencananya mau saya jual lagi. Luas tanahnya 84 meter persegi, tipe 65. Untuk menjual satu rumah tipe 86 dengan modal lima puluh lima juta tadi, saya bisa jual seharga seratus delapan puluh juta. Itu sudah termasuk laba. Kalau ikut pengembang PT. sih sudah lebih dari lima puluh rumah yang terjual.” terang Ridlwan.

Sebagai mahasiswa FEBI, Ridwan mengharapkan agar teman-temannya tidak takut berwirausaha sejak menjadi mahasiswa.

”Saat ini kebanyakan orang takut gagal, belum apa-apa orang sudah menyerah dengan satu kegagalan saja. Karena takut gagal akhirnya usahanya berhenti. Coba kalau kita optimis, pasti ada jalan. Sukses itu milik kita semua, bukan hanya milik orang kaya saja,” Imbuh Ridlwan untuk menutup percakapan. (Tatang/Ulya_Invest).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *