lpminvest.com– Sebulan sejak pemberlakuan sistem parkir sentral, keefektifan sistem tersebut masih disanksikan oleh warga kampus UIN Walisongo Semarang.
Sistem parkir sentral diberlakukan dengan membagikan kartu parkir kepada pengendara sepeda motor maupun pengendara mobil yang memasuki area kampus. Kebijakan tersebut untuk menindaklanjuti kasus pencurian sepeda motor yang terjadi bulan lalu di Parkiran Depan Kantor Fakultas Syariah dan Hukum.
Namun sistem pembagian kartu parkir kini dirasa mulai tidak efektif. Hal ini dapat dilihat dari sikap mahasiswa yang sering menghilangkan kartu parkir tersebut.
Mahasiswa semester tiga Jurusan gizi Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Ulfatus Saadah mengaku pernah menghilangkan kartu tersebut.
“Ya pernah, saya sudah menghilangkan kartu parkir dua kali. Waktu itu kartunya jatuh, dan gak tahu di mana. Pernah juga lupa naruh, akhirnya hilang deh,” tutur Ulfa saat diwawancarai di depan Perpustakaan Pusat. Kamis, (12/10/2017).
Mohammad Rahman, salah satu personil satuan pengamanan (satpam) kampus mengatakan bahwa sistem parkir sentral memang belum efisien.
“Kami kekurangan personil satpam. Kami juga lelah jika setiap hari membagikan kartu parkir. Selain itu kartu parkirnya juga terbatas. Belum lagi mahasiswanya yang usah diatur. Sering juga ada laporan ditemukan kartu parkir di masjid, perpustakaan, di jalan, dan ditempat lainnya. Nah dari kami, untuk meminimalisir hal itu kami melakukan pengecekan STNK pengendara,” ungkapnya.
Berbeda dengan Ulfa, Iin Aza Anillah, mahasiswi semester satu mengaku belum pernah menghilangkan kartu parkir. “Itukan sudah kebijakan, jadi ya dijalankan saja, kalau saya selalu menyimpan kartu parkir di dalam tas. Sudah menjadi kewajiban kitalah menjaga kartu itu,” jelas mahasiswi Jurusan Akuntansi Syariah itu kepada kru lpminvest.com. (Eva-[i])