Kampus merupakan tempat yang sudah tak asing lagi dewasa ini, di mana kita melanjutkan pendidikan setelah kita menempuh perjalanan selama 12 tahun di bangku sekolah. Seakan kita membuka lembaran baru, disini kita mulai mengenal dunia pendidikan yang sesungguhnya, kita melihat cakrawala dunia yang cukup luas, dan kita genggam niat dengan erat demi mencapai kesusksesan. Salah satunya ialah IAIN WALISONGO Semarang, kampus hijau yang terletak di daerah Kecamatan Ngalian, Kota Semarang, Jawa Tengah. Terngiang suara yang tiada henti tentang konversi IAIN Walisongo menjadi UIN Walisongo, nama itu sangatlah istimewa bagi mahasiswa IAIN Walisongo Semarang pada umumnya. Pastinya menuju sebuah nama itu tentu prosesnya tidak mudah, walau dari kata yang asalnya empat huruf menjadi tiga huruf. Tetapi, dalam tiga huruf itu maknanya sangat-lah berarti bagi kita semua. UIN merupakan Universitas Islam Negeri (UIN) adalah integrasi keilmuan agama dan umum. Tak asing lagi mendengar beberapa kata bahwa bulan Oktober 2014 adalah bulan peresmian dimana IAIN Walisongo menjadi UIN Walisongo, namun patut diketahui perubahan tersebut tidak hanya dilihat dari jumlah mahasiswa dan prestasi mahasiswa saja, perlu dilihat pula kualitas kampus yang saat ini ditempati oleh kita semua. Misalnya disini yang perlu dibenahi lagi, mulai dari kebersihan lingkungan hingga kenyamanan serta kelancaran dalam menjalankan proses perkuliahan sehari-sehari, seusai menempati beberapa ruang kelas dibeberapa gedung kampus kita. Setidaknya masih terlihat banyak fasilitas yang bermasalah, tak hanya satu dua fasilitas yang perlu diperbaiki, baik itu lampu, proyektor, dan fasilitas lainnya. Mestinya, UIN Walisongo ini memiliki karakteristik tersendiri, ada semacam perbedaan khas dibanding Perguruan Tinggi Umum. Bahkan, tidak mesti sama dengan Universitas Islam sejenis yang sudah lama berkembang. Dengan hadirnya UIN, harus dapat memberikan banyak tawaran peran dan inovasi baru yang bagi mahasiswa. Dengan kata lain bahwa, kehadiran UIN harus berani tampil beda dibandingkan dengan universitas lain yang selama ini masih dalam kompetensi institusi keilmuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara akademik dan moral. Berani tampil beda merupakan tantangan, sekaligus merupakan kesempatan mencari peluang baru, sehingga system baru akan terasa baru, barangkali selama ini belum berjalan dengan maksimal. Penulis berharap, melalui opini ini dapat menyalurkan opini public guna perhatikan penuh bagi para keluarga besar IAIN Walisongo, baik dari birokrasi maupun mahasiswa itu sendiri. Setidaknya kita dapat menjaga kebersihan dan fasilitas yang ada di kampus kita ini, khususnya. Sehingga, apa yang sudah termaktub dalam visi IAIN Walisongo yang berbunyi “Membangun budaya mutu yang mampu mengantarkan IAIN Walisongo menuju Universitas Riset Terdepan untuk Kemanusiaan dan Peradaban”, dan beberapa misi yang telah dipaparkan secara umum. Artikel ini merupakan gagasan kritis hasil pengamatan terhadap suasana kampus setiap harinya, dari sini penulis berharap kampus IAIN Walisongo sebelum berganti status menjadi UIN Walisongo, setidaknya menjadi sebuah perguruan tinggi pilihan yang dapat mengantarkan para mahasiswa menjadi generasi penerus bangsa yang berfikiran dan berwawasan luas serta berpedoman tinggi pada pemahaman Islam progresif.
Sumber : lpmjustisia.com