lpminvest.com- Kisah inspiratif datang dari dua wisudawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Nurul dan Nima, resmi menerima gelar S.E dan S.Pg pada Sabtu, (24/05/2025). Peresmian gelar tersebut dilaksanakan di Gedung Auditorium 2 Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang pada acara Wisuda Doktor ke-38, Magister (S2) ke-63, Sarjana (S1) ke-96.
Nurul resmi mendapat gelar sarjana dengan status lulus tepat waktu. Diketahui, bahwa dalam proses perkuliahannya mengalami kendala. Nurul mengungkapkan ketika awal dilaksanakan perkuliahan, ia mengalami kecelakaan pada tahun 2021 kala wabah Covid-19 melanda. Kecelakaan itu membuatnya tidak bisa berjalan selama tiga bulan.
Nurul menyampaikan terdapat hal lain yang menjadi kendala dalam pengerjaan skripsi.
“Proses saya dalam menyusun skripsi biasanya kan orang orang itu menyusun skripsi di semester tujuh, kalo ngga semester enam tapi saya baru menyusun skripsi tuh di awal semester delapan kemarin tepatnya di bulan Januari jadi saya skripsian di bulan Januari, Februari, (dan) Maret,” ucapnya saat diwawancara kru LPM Invest.
Namun terdapat alasan mengejutkan dibalik pengerjaan skripsi yang mepet itu. Nurul menulis dua buku dengan International Standard Book Number (ISBN) juga menerbitkan sebuah artikel jurnal.
“Buku pertama berkolaborasi dengan teman saya, seputar Pemulihan Nilai-Nilai Moral bisa dicari di Google Scholar, yang kedua itu berjudul Menggagas Madrasah Inklusif, saya juga udah terbit satu jurnal sinta di jurnal Al-Kawaqib di Universitas Negri Padang,” tambahnya.
Selain Nurul, terdapat wisudawan lain yang memiliki kisah inspiratif lainnya, yaitu Nima. Ia merupakan demisioner Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Islam (EI), Dewan Mahasiswa (Dema) dan Unit Kegiata Mahasiswa (UKM) Komunitas Bisnis (Kobi). Walaupun aktif berorganisasi ia tetap berhasil menjadi salah satu wisudawan terbaik. Ia membagikan cara mengatur waktu agar tetap bisa mengejar akademik di sela kesibukan organisasi.
“Kalau memang tahu tanggung jawabnya (apa saja) harus bisa membagi waktu, kalau memang sekiranya memang susah membagi waktu mending gak usah ambil daripada nanti tanggung jawabnya gak keambil semua,” ungkap Nima saat diwawancarai Tim LPM Invest.
Nima juga menyampaikan asal sumber inspirasinya agar tetap semangat dalam akademik maupun organisasi.
“Kalau sumber inspirasi dari keluarga saya sendiri, jadi saya kan juga sebagai penjaga kantin kontainer pengelola pertama, di samping itu saya juga niat nya belajar sama nyari sampingan gitu, dari situ saya mau dua tahun terakhir ini bayar ukt sendiri, jadi keluarga sangat menginspirasi bagi saya agar lebih aktif dan bisa banyak pengalaman juga,” terang Nima.
Namun, pada saat menjalani perkuliahan, sumber inspirasinya yaitu bapaknya meninggal dunia pada Desember kemarin sehingga membuat Nima sempat terpuruk. Walaupun sempat terpuruk, ia mulai kembali bersemangat mengingat kata-kata mendiang dari bapaknya yang menginginkan ia untuk cepat menyelesaikan skripsinya.
Kedua kisah inspiratif dari dua wisudawan FEBI dan FITK ini menjadi kisah unik yang dapat diteladani. Meskipun terdapat kesibukan lain, tidak menjadi alasan untuk molornya pengerjaan skripsi dan dapat lulus tepat waktu. Daffa&Miftah_[i]