Tio, Saksi Perjalanan Jasa Photographer Wisuda UIN Walisongo Semarang

Tio salah satu photographer yang membuka jasa di acara pelepasan wisuda UIN Walisongo Semarang.
Tio salah satu photographer yang membuka jasa di acara pelepasan wisuda UIN Walisongo Semarang.
Tio salah satu photographer yang membuka jasa di acara pelepasan wisuda UIN Walisongo Semarang.

lpminvest.com-  Hari ini, rabu (29/01/2020) aura kebahagiaan terpancar di setiap wajah wisudawan UIN Walisongo Semarang. Selepas sidang senat terbuka dengan semangat mereka langsung berhamburan menjumpai keluarga tercinta. Namun ada satu yang tidak boleh dilewatkan, yaitu berswafoto. Ada yang janggal ketika momentum istimewa seperti ini tidak diabadikan dengan foto berlatar belakang rak buku dengan gaya pegang ijazah.

Momentum seperti ini menjadi angin segar para pembuka jasa photographer. Di UIN Walisongo sendiri, bekerjasama dengan dua grup photographer, yaitu grup Tugu Muda dan grup Semarang, yang mana dari setiap grup terdapat beberapa paguyuban di dalamnya.

“Dalam pergelutannya di bidang jasa fotografi wisuda, dua puluh lima tahun bukanlah waktu yang pendek  bagi Tio. Dari memakai kamera manual yang mengharuskannya di cuci dahulu hasilnya, sampai kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR). Alhamdulillah bisa buat biayain anak sama istri,” ucap Tio photographer berusia 60 tahun ini.

UIN Walisongo bukan hanya wadah pendidikan melainkan tempat mengasah jiwa bisnis yang terpusat di Pusat Pengembangan Bisnis.

“Seiring perkembangan UIN Walisongo, muncullah Pusat Pengembangan Bisnis yang membatasi keluar masuk photographer. Jadi hanya yang sudah mendapat tender kerjasama saja yang bisa masuk. Padahal dulu hanya cukup membayar tip ke satpam,” tambahnya.

Tio merupakan salah seoarang dari paguyuban yang berasal dari grup Tugu Muda, ia sudah menggeluti pekerjaan tersebut selama dua puluh lima tahun lamanya.

“Singkat cerita, dahulu hanya ada satu grup photographer di Semarang yaitu grup pariangan yang dibawa oleh orang-orang Bandung setelah itu baru muncul grup-grup yang sekarang,” terang lelaki berambut putih.

Untuk penghasilan yang biasa diterima oleh pak Tio kisaran seratus hingga lima ratus ribu rupiah per tender.

“Kita tergantung situasi mas, lihat rame apa nggak nya yang foto. Jadi dari keseluruhan photographer dikumpulin dulu di kantor abis itu baru dikasihkan ke kita, setelah dikurangi untuk biaya cetak foto oleh manajernya,” jelasnya. Alief_[i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *