Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » RESENSI » Keseimbangan Hidup

Keseimbangan Hidup

  • account_circle admin1
  • calendar_month Jum, 8 Des 2017
  • visibility 49
  • comment 0 komentar

emhaJudul               : Hidup itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem

Penulis             : Emha Ainun Nadjib

Penerbit           : Noura Books

Cetakan           : Kelima, September 2017

Halaman          : x + 230 halaman.

ISBN               : 978-602-385-150-8

Peresensi         : Mukhammad Faridul Huda

Buku karya Emha Ainun Najib (Cak Nun) ini merupakan buku yang tergolong ringan untuk dibaca dibanding buku-buku lain yang pernah ditulisnya. Dengan judul buku “Hidup itu Harus Pintar Ngegas & Ngerem” penulis mencoba menggambaran topik bacaan secara sederhana dan menarik. Buku ini berisikan nasihat-nasihat kearifan Cak Nun yang dikemas dengan berbagai pendekatan, baik dari sisi budaya, politik, kearifan lokal, tafsir, bahkan sains.

Bagi para penggemar atau yang sering mendengar ceramah Cak Nun, pasti akan merasa mendengar secara langsung nasihat-nasihat tersebut. Namun dalam bentuk tulisan, Cak Nun memang memiliki gaya bahasa yang khas, yakni santai. Seperti yang pernah dikatakan seorang Budayawan Sufi, Candra Malik “Cak Nun adalah penjaga Telaga Al Kautsar. Dia mempersilakan siapa pun yang berjumpa dengannya untuk membasuh badan rohani dan melepas dahaga batin. Dia menemani kita untuk istirahat sejenak dari kerumitan dan menyuguhkan kesederhanaan. Dalam buku ini, sebagaimana dalam kesehariannya, Cak Nun menyampaikan kabar langit dengan bahasa bumi”

“Masyarakat Madani” istilah yang kini sering digunakan untuk menggambarkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam Islam ada istilah “Baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur“, namun disitu ketambahan wa rabbun ghafur. Maksudnya, kaya atau miskin tidak masalah asal hatinya tidak bimbang dan tetap bersyukur. Dalam hal ini Cak Nun menganalogikan seperti hidup rukun, tentram, dan raharja yang ke semuanya diterima Allah. Alasan Allah menambahkan wa rabbun ghafur agar manusia tahu bahwa kesenangan saja tidak cukup, jika tidak diimbangi dengan ketaatan pada Allah.

Dalam pemahaman melalui pengalaman dan rasa, Cak Nun menjelaskan bahwa kebenaran sains bukan hal yang sebenarnya benar. Setiap orang memiliki kebenarannya sendiri, saya memiliki kebenaran saya sendiri dan kamu punya kebenaran kamu sendiri. Karena posisi manusia bukan di “adalah”, tapi di “semoga”. Tidak di “pasti”, tapi di “insya Allah”. Bagi Cak Nun kebenaran yang sejati merupakan yang kita cari bersama-sama dan selama hidup kita, yang ujungnya  berupa semoga. Karena Allah juga tidak menagih manusia untuk menemukan kebenaran, yang Allah perintahkan hanyalah untuk mencarinya.

Seperti halnya bertani, seorang petani tak akan pernah tahu hasil yang ia tanam, apakah berbuah atau tidak, yang dia tahu hanyalah menanam dan merawatnya. Karena yang menetukan hasilnya hanyalah Allah.

Dalam buku ini Cak Nun mengajak pembaca untuk sadar bahwa hidup itu tidak melulu tentang diri sendiri. Hidup itu berkesinambungan dan saling memberikan timbal balik, baik untuk diri kita sendiri, keturunan kita, maupun orang lain. Seperti halnya bahwa hidup itu tidak terus-menerus menerima tetapi juga memberi, meskipun dalam ilmu ekonomi memberi merupakan hal yang merugikan, karena akan mengurangi harta kita.

Seperti yang dikatakan oleh Rasullah SAW “yang engkau miliki adalah yang engkau berikan,” dengan maksud agar harta benda kita bisa merata dan dimanfaatkan orang lain. Kalau kita terlalu ambisius, malah akan menyebabkan ketimpangan sosial. Seperti halnya yang sudah terjadi di Indonesia, kekayaan alam melimpah tapi rakyatnya tak biasa merasakan. Yang bisa merasakan hanyalah kalangan-kalangan pejabat negara dan yang kaya-kaya saja. Kerjapun susah, sampai-sampai pergi ke luar negeri untuk mencari nafkah.

Dengan analogi yang dijelaskan oleh Cak Nun tersebut, diharapkan pembaca mampu memahami bahwa tujuan dari agama adalah mendidik manusia agar mampu untuk mengendalikan dirinya. Kita sholat lima waktu agar kita memiliki ritme dalam hidup untuk mengendalikan diri, ada waktunya bangun, wudhu, shalat, dan berhenti. Tidak bisa seenaknya diringkas atau dibolak-balik.

Jangan sampai hidup kita seperti di dalam internet, bebas melampiaskan keinginan, bebas berbicara tapi tanpa tanggung jawab. Bohong atau tidak bukan masalah identitas diri di internet, hal ini menjadikan mental manusia seperti pengecut dalam menyampaikan pendapat. “Jangan memasuki suatu sistem atau suatu keadaan yang membuatmu melampiaskan diri. Tapi, dekat-dekatlah dengan sesama sahabat yang membuatmu mengendalikan diri. Karena Islam itu mengendalikan, sementara internet melampiaskan. Hidup itu harus pintas ngegas dan ngerem“.

Melihat semakin banyaknya kelompok-kelompok Islam yang ada kini, serta perselisihan yang terjadi di kalangan umat Islam, tentunya menjadi sebuah kehawatiran. Cak Nun dalam buku ini berusaha mengajak umat Islam untuk tidak sibuk dengan “Jembatan”. Tujuan kita adalah Islamnya Muhammad. Sedangkan NU, Muhammadiyah, Sunni, Syiah, dan segala macamnya hanyalah jembatan atau jalan/cara/tariqah. Karena sejatinya, Allah mengutamakan cinta sosial dulu barulah cinta pribadi. [i]

  • Penulis: admin1

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Wisudawan Inspiratif; Selesaikan Kuliah Tepat Waktu Walaupun Sibuk

    • calendar_month Sel, 23 Mei 2023
    • account_circle admin1
    • visibility 38
    • 0Komentar

    lpminvest.com- Kisah inspiratif datang dari dua wisudawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Firdaus dan Usmiyati, resmi menerima gelar S.Akun pada Selasa, (23/05/2023). Peresmian gelar tersebut dilaksanakan di Gedung Auditorium 2 Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang pada acara Wisuda Doktor (S-3) ke-31, Magister (S2) ke-55, Sarjana (S1) ke-88. Firdaus Aulia Purnama diresmikan […]

  • Berniat Mengundurkan Diri, Mahasiswa Ini Malah Sabet Juara Satu

    • calendar_month Rab, 18 Sep 2019
    • account_circle admin1
    • visibility 39
    • 0Komentar

    lpminvest.com– Ajang bergengsi tahunan antar Fakultas UIN Walisongo Semarang, Orientasi Olahraga, Seni, Ilmiah dan Keterampilan (orsenik) resmi dibuka hari ini. Salah satu cabor (cabang olahraga) yang dilombakan yakni pidato Bahasa Arab, yang berlangsung di Laboratorium Dakwah. Rabu, (18/9/2019). Lomba pidato Bahasa Arab ini diikuti oleh 16 mahasiswa baru yang merupakan delegasi dari tiap fakultas, dimana […]

  • Di Pelantikan Ormawa FEBI 2020, Saifullah Haturkan Tips Pertahankan Kader

    • calendar_month Kam, 13 Feb 2020
    • account_circle admin1
    • visibility 40
    • 0Komentar

    lpminvest.com- Kamis, 13/2/2020 usai dilaksanakan pelantikan Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang Periode 2020. Kegiatan berlangsung di Audit 2 Kampus III UIN Walisongo dengan tujuan untuk meresmikan kepengurusan organisasi mahasiswa (ormawa) FEBI. Di momen yang hanya bisa dijumpai satu tahun sekali ini, membuat Saifullah Dekan FEBI UIN Walisongo memberikan wejangan […]

  • Modernisasi dan Transisi Budaya Gotong-Royong

    • calendar_month Ming, 18 Mar 2018
    • account_circle admin1
    • visibility 88
    • 0Komentar

    Oleh: Iswatun Ulia Kehidupan manusia dalam masyarakat tidak terlepas akan adanya interaksi antar sesamanya. Perkembangan zaman yang semakin modern turut membawa perubahan pula terhadap kebudayaan Indonesia, salah satunya adalah budaya gotong royong. Gotong royong merupakan bentuk solidaritas sebagai wujud loyalitas dalam sebuah kesatuan terhadap sesama masyarakat. Pada hakikatnya bentuk solidaritas ini merupakan bentuk dari rasa […]

  • Studium General, Dekan FEBI Himbau Mahasiswa Lulus Tepat Waktu

    • calendar_month Kam, 1 Mar 2018
    • account_circle admin1
    • visibility 40
    • 0Komentar

    lpminvest.com– Menyambut perkuliahan semester genap 2017/2018, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang menggelar studium general dengan mengusung tema “Behaviors In Accountinng and Business: Moderating Personality and Culture”. Kamis, (1/3/2018). Studium general tersebut dihadiri oleh seluruh mahasiswa FEBI dari Jurusan Ekonomi Islam, D3 dan S1 Perbankan Syariah, serta Akuntansi Syariah. Acara yang berlangsung kurang […]

  • Alchemy of Souls (Season 1)

    • calendar_month Rab, 16 Apr 2025
    • account_circle admin1
    • visibility 117
    • 0Komentar

    Identitas Film Judul                  : Alchemy of Souls (Season 1) Genre                 : Fantasy, Romance, Historical, Action Durasi                : 20 episode (sekitar 60–80 menit per episode) Sutradara           : Park Joon-hwa Penulis  […]

expand_less
Exit mobile version