Haidar Bagir; Islam Tuhan, Islam Manusia

tampak Haidar Bagir memaparkan isi bukunya
tampak Haidar Bagir memaparkan isi bukunya

lpminvest.comKomunitas Rahim Bangsa kembali menggelar event bertajuk Diskusi Buku, dengan mengangkat tema “Islam Tuhan, Islam Manusia” yang bertempat di gedung A lt. 3 Kampus III,  Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), UIN Walisongo Semarang.  Sabtu, (14/4/2017).

Menurut Nur Hasyim, koordinator Rahim Bangsa, saat memberi sambutan, acara diskusi buku ini merupakan bagian dari upaya komunitas Rahim Bangsa untuk menjadikan Perguruan Tinggi UIN Walisongo sebagai tempat pembelajaran untuk membahas isu-isu yang berkaitan dengan kebangsaan, toleransi dan cinta tanah air.

“Salah satu tujuan dilaksanakannya acara ini untuk menciptakan ruang-ruang perbincangan yang membahas tentang adanya isu keberagaman,” tutur laki-laki yang berkacamata itu.

Acara ini, menghadirkan Haidar Bagir, penulis buku “Islam Tuhan, Islam Manusia” yang didiskusikan siang ini. Dalam acara tersebut, Haidar Bagir mengemukakan alasannya mengangkat judul tersebut karena saat ini manusia semakin lupa dengan asal agama Islam.

Islam yang diturunkan Tuhan kepada manusia sesungguhnya bukan menjadi Islamnya Tuhan, tetapi sudah menjadi tafsir manusia atas Islamnya Tuhan.

“Kalau di ibaratkan prisma yang semula berwarna putih, kemudian dibiaskan akan membentuk warna-warna yang berbeda dan beragam, seperti itulah gambaran Islam ketika Allah menurunkannya kepada manusia, terdapat penafsiran yang berbeda”, paparnya.

Acara tersebut di hadiri oleh mahasiswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, salah satunya, Ulfa Rohmah, mahasiswi  Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), jurusan Bahasa Arab, semester empat, Ia kepada lpminvest.com mengungkapkan motivasinya mengikuti acara tersebut.

“Acara ini judulnya menarik, dan sangat bermanfaat, karena terdapat berbagai pemaparan dan pendapat tentang Islam, sehingga menambah pengetahuan tentang Islam itu sendiri,” ucapnya.

Senada dengan Ulfa, Nur Hasyim, mengatakan, diharapkan mahasiswa dapat membuka  ruang perbincangan di antara mereka sendiri khususnya, terkait isu-isu tentang penghargaan terhadap kemajemukan. (Maya­_[i]).

Exit mobile version