Barrier Gate Menuai Kemacetan

Tampak antrean panjang di sepanjang jalur pintu keluar kampus II UIN Walisongo. Senin, (25/6/18)

lpminvest.com– Penggunaan barrier gate di setiap pintu masuk utama UIN Walisongo akhirnya diberlakukan pada awal perkuliahan pascalibur lebaran. Siapapun yang keluar-masuk kampus menggunakan kendaraan wajib mengambil karcis untuk dapat melewati palang pintu otomatis. Selasa (26/7/18).

Pemberlakuan sistem barrier gate ini menuai kontroversi. Pasalnya, hal tersebut mengakibatkan antrean mengular hingga ke jalan raya di hari pertama pemberlakuannya. Selain itu, diberlakukannya satu jalur pintu keluar yakni di kampus II mengakibatkan antrean panjang dan menghambat akses keluar-masuk kampus.

“Kita hanya perlu bersabar, yang namanya perubahan tentu ada dampak negatifnya seperti kurang efektifnya waktu,” tutur Sutarman, Komandan Satpam.

Menurut Sutarman, penggunaan barrier gate salah satunya bertujuan untuk mengamankan kendaraan, khususnya pencurian motor yang kerap terjadi di UIN Walisongo akhir-akhir ini.

Barrier gate ini untuk ketertiban, kenyamanan, dan keamanan yang utama supaya tidak ada kejadian-kejadian seperti pencurian,” tambahnya.

Pemasangan barrier gate di kampus III yang hanya ada di pintu gerbang bagian utara mengakibatkan perlunya mengantisipasi kejahatan melalui perubahan sistem keamanan kampus. “Nanti mesin barrier gatenya akan dipasang lagi untuk jalur masuk mobil,” lanjut Sutarman.

Sedangkan pintu gerbang bagian selatan sementara akan digunakan sebagai jalur kendaraan proyek.

“Akan ada proyek pembangunan dan gerbang sebelah selatan akan dipakai untuk lalu lintas kendaraan proyek, tapi hari ini baru ada rapat tentang percobaan sistem ini. Semoga mesinnya cepat dipasang agar di hari-hari tertentu tidak terlalu macet,” ungkap pria bertubuh kekar itu.

Beberapa mahasiswa mengeluhkan inefisiensi sistem barrier gate yang menggunakan satu jalur pintu keluar, khususnya di malam hari.

“Bagi para aktivis kampus, kegiatan malam jadi sedikit terkendala. Jalan penghubung antara kampus II dan kampus III (juras) yang gelap takutnya mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan. Padahal untuk rapat DEMA, HMJ, maupun yang lain kebanyakan dilakukan malam hari,” keluh Rizki Darmawan, Wakil Dema FEBI.

Untuk saat ini, UIN menugaskan 30 satpam kampus. Dua satpam untuk membantu penyeberangan, 28 satpam dibagi menjadi tiga shift pagi, siang, dan malam. Di mana setiap shift terdiri dari tiga satpam di kampus I dan masing-masing dua satpam di kampus II dan III.

“Untuk membantu keamanan, sebagai warga kampus minimal menjaga barang masing-masing, karena rumus N+K=+ (niat ditambah kesempatan sama dengan kejadian-red) dan pesawat pemantau keamanan pun terbatas hanya ada di ruang-ruang tertentu,” harap Sutarman.

Berbeda dengan Rizki, Darma melihat barrier gate merupakan satu langkah lebih maju perbaikan sistem keamanan kampus.

“UIN berani mengambil langkah lebih maju dari yang lain dengan adanya sistem ini. Meskipun mengorbankan semua pihak terutama mahasiswa yang sebenarnya kampus adalah rumah kedua, karena itu harus lebih leluasa keluar-masuk. Tapi kalau pintu (barrier gate-red) sudah  dimaksimalkan kemacetan akan sangat berkurang,” tutur Darma mahasiswa jurusan Perbankan Syariah kepada kru lpminvest.com. (Ari, Aisyah, Risaldi-[i])

Exit mobile version