Refleksi Hardiknas; Mahasiswa FEBI Suarakan Keresahan, Dekan Menjawab

Foto bersama DEkan FEBI dan jajarannya serta aliansi mahasiswa FEBI

lpminvest.com- Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) bekerja sama dengan seluruh Ormawa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menggelar aksi FEBI BERSUARA. Bertempat di depan land mark Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Dihadiri oleh Nur Fatoni selaku Dekan FEBI beserta jajarannya, dan para Aliansi Mahasiswa FEBI UIN Walisongo pada Kamis (02/05/2024).

Acara ini berisikan wadah menyuarakan aspirasi serta keluhan mahasiswa FEBI tentang hal-hal yang kurang memadai hingga membuat tidak nyaman. Dengan itu SEMA UIN Walisongo mengeluarkan Press Realese tertanggal Kamis (02/05/2024). Press Realese tersebut ditanda tangani langsung oleh Dekan FEBI Nur Fatoni, Ketua Umum SEMA FEBI Ingyoga Irfan Mahatma, serta Ketua Umum DEMA FEBI Tegar Arya Affandy.

Adapun poin-poin tuntutan yang tertera dalam press release tersebut adalah:

  1. Perbaikan Fasilitas.
  2. Perbaikan kualitas tenaga pendidik.
  3. Transparansi Alokasi Dana Mahasiswa.
  4. Mensupport mahasiswa yang mengikuti kompetisi.
  5. Perbaikan Akreditasi.
Penandatangan press release oleh Dekan FEBI, Ketua SEMA FEBI, dan Ketua DEMA FEBI

Menanggapi press release tersebut, Nur Fatoni merespon hangat terkait hal tersebut.

Beberapa perwakilan mahasiswa juga menyuarakan aspirasi mereka masing-masing. Salah satunya mahasiswa perbankan syar’iah menanyakan ketidakjelasan terkait program yang ditawarkan fakultas untuk lulus 8 semester.

“Mahasiswa harus lulus tepat waktu 8 semester, program apa yang ditawarkan bahwa 8 semester ini dibilang wort it dan bagaimana program setelah 8 semester belum lulus. Serta apa langkah dari para jajaran FEBI agar setelah lulus memiliki skill di dunia kerja,” Ujar mahasiswa Perbankan.

Nur Fatoni menanggapi terkait hal tersebut, bahwa tidak ada program terkait hal itu.

“Kami tidak ada program, lulus 8 semester hanya opsional dari kampus melayani, itu tugas Kepala Jurusan  (Kajur) memang disuruh bikin proker tersebut bikin percepatan lulus, kita tidak menekan, jangan ada perasaan dipaksa, berproses sesuai dengan kemampuan diri, mahasiswa harus tau pashionnnya, saat ini hanya ada program akselerasi,” jawab Nur Fatoni.

Begitu pula dengan salah satu mahasiswa Prodi Manajemen. Mengeluhkan terkait fasilitas di FEBI yang dinilai sangat kurang, salah satunya halte FEBI yang listriknya tidak berfungsi, terutama di Halte FEBI.

“Fasilitas di FEBI sangat kurang, ruang kelas, halte FEBI yang tidak ada listrik. Selain itu Prodi Manajemen masih baru, Lalu banyak dosen yang kurang profesional dalam mengajar, saya sudah melaporkan ke dosen lainnya tapi belum ada tindakan,” ungkapnya.

Nur Fatoni kembali menanggapi hal tersebut dan secepatnya akan segera diatasi. Beliau juga menyalahkan mahasiswa yang tidak ada respon di grup Whats App Komting FEBI.

“Soal colokan listrik, tadi sudah berkumpul, usulan sudah masuk, secepatnya akan diatasi, problem dari mahasiswa tidak ada yg respon di grup PJ dan Komting. Yang kedua kita tidak munafik terkait masalah dosen yang kurang kompenten, yang bisa kita lakukan adalah peningkatan kompetensi. Maka dari itu tak kasih saluran silahkan mahasiswa laporkan ke GPM masing-masing prodi. Saya sependapat dengan njenengan kuliah itu harus dua-duanya dosennya oke, fasilitasnya ok, jadi mahasiswanya juga oke,”

Berikutnya dari perwakilan Mahasiswa Prodi Ekonomi Islam (EI) mengeluhkan terkait beberapa permasalahan dari setiap angkatan. Mulai dari mahasiswa angkatan 2021.

“Sudah ada beberapa hal yg ditampung dari mahasiswas EI angkatan 21 antara lain, belum mengetahui bagaimana alur magang, penambahan biaya terkait Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Bali, masih belum jelasnya transparansi terkait penambahan biaya tersebut,” terang salah satu perwakilan mahasiswa prodi EI.

Menjawab hal tersebut, Nur Fatoni menjelaskan satu persatu dari permasalahan tersebut.

“Sosialisasi terkait magang MBKM selama 6 bulan akan dikoordinasikan lagi dengan prodi. Kecuali untuk prodi Akuntansi Syariah sudah clear,” jawabnya.

“Terkait KKL ke Bali, saya tidak memfasilitasi, saya hanya memfasilitasi sesuai dengan Rancangan Anggranan (RA) KKL hanya sampai ke Bromo. Perjalan dari Bromo ke Bali bukan perjalanan UIN. Bukan tanggung jawab saya, mahasiswa rembug sendiri dengan biro, kampus menanggung hanya sampai Jawa Timur, karena anggarannya baru sampai situ”, tambah Nur Fatoni.

Tambah lagi dari mahasiswa angkatan 22 terkait UKT mahal fasilitas tdk memadai, kursi kayu, belum ada informasi jelas terkait penjurusan, fasilitas akademik.

Nur Fatoni angkat bicara terkait hal tersebut, beliau mengatakan sudah ada anggaran untuk beli Ac.

“Terkait Problem listrik, FEBI belum punya pasokan listrik sendiri. Kita belum punya Travo sendiri. Kita akan pasang Ac, Karena anggaran untuk beli Ac sudah ada. Untuk gedung M dan G (12 ruang). Tapi yang namanya Ac akan berjalan ketika ada listrik yang kuat, dan untuk sekarang lsitrik FEBI belum cukup. Kita akan menangani hal tersebut secepatnya.

Beliau juga menambahkan terkait permasalahan fasilitas kursi di gedung M akan ditangani secara bertahap.

“Kita akan menangani secara bertap, yang terpenting kita berdoa saja semoga cepat terselesaikan,” pungkasnya. Kru Invest_[i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *