DEBAT TERBUKA DEMA-U VS DEMA FSH TAHUN 2023 KIAN MEMANAS

(Suasana Debat Terbuka DEMA-U Vs DEMA FSH di Landmark UIN Walisongo Semarang)
(Suasana Debat Terbuka DEMA-U Vs DEMA FSH di Landmark UIN Walisongo Semarang)

lpminvest.com- Keluarga Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) menyelenggarakan Debat Terbuka pada Jumat, (22/9/2023) pukul 15.00-17.30 WIB di Landmark UIN Walisongo Semarang. Debat Terbuka tersebut merupakan forum pionir Aliansi Mahasiswa Walisongo (AMW) dan warga UIN Walisongo menggugat arah gerak DEMA-U (Universitas) dalam aturan pragmatis, politis, dan membebek pada kekuasaan. Adu gagasan ini dihadiri oleh Faris Balya selaku Ketua DEMA-U (Universitas) menjadi pembicara afirmasi, Rakan Syafiq selaku Ketua DEMA FSH (Fakultas Syariah dan Hukum) menjadi pembicara oposisi, dan M. Syafiq Yunensa selaku Menteri Sospol DEMA FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) 2021 menjadi moderator, serta dihadiri oleh beberapa mahasiswa.

 

Tempat yang terbuka serta estimasi waktu yang ditentukan oleh moderator, hal ini mendesak kedua pembicara dengan daya retorikanya berlomba-lomba meyakinkan mosi masing-masing ke penonton dan mengalkulasi seberapa hebat pemimpin kita mengikuti arus politik UIN Walisongo. Kasus yang ramai diperbincangkan diusut mulai dari penyelewengan Mahad, Roadmap DEMA-U yang kurang efektif, kasus plagiasi yang dilakukan rektor, serta kekosongan jabatan rektor. Walaupun pertengahan acara, pihak oposisi menyampaikan argumentasi sempat terjadi insiden sound-system bermasalah.

 

Keputusan rektor perihal mewajibkan penempatan mahad kepada mahasiswa baru dinilai membebankan mahasiswa baru dengan biaya mahad sebesar 3 juta, hal ini berbanding terbalik pada realita bahwa fasilitasnya yang kurang dan terjadi maladministrasi. Dalam kejadian ini menimbulkan aksi demonstrasi mahasiwa namun suara mahasiswa yang terbilang kecil tidak sebanding dengan besarnya gedung Rektorat UIN Walisongo.

 

DEMA-U dipertanyakan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah tersebut, sering kali tidak sejalan terhadap konsiliasi fakultas, dan hanya bounding saja menurut Rakan. Sedangkan menurut Faris.
“Ketidakberdayaan DEMA-U terjadi karena tidak adanya koordinasi dan belum mencapai kesepakatan. Dalam hal ini, menunjukkan bahwa DEMA-U tidak cakap secara intens antara suara mahasiswa dan guru besar UIN Walisongo,” Ukap Faris.

 

Kasus plagiasi rektor yang sering dibahas bulan ini memberi dampak tentang persoalan kekosongan jabatan rektor, suasana belajar-mengajar di kelas seharusnya kondusif justru dipaksa kosong dikarenakan diisi dengan rapat Plagiasi yang dihadiri oleh dosen. Moderator menyampaikan harapan dari diadakannya debat ini.


“Sebisa mungkin membuat lebih banyak AMW sehingga tidak terpusat pada organisasi-organisasi, karena hak suara mahasiswa juga layak diperjuangkan,” Ujar Syafiq. Tanaya & Mahda_[i]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *