lpminvest.com– Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Frekuensi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan Seminar Nasional, pada Rabu (16/11/2022). Yang mana kegiatan ini merupakan rangkaian acara hari kedua dari bagian acara Anniversary FST Ke-7. Acara hari pertama telah diselenggarakannya bedah buku.
Acara ini dilaksanakan di Auditorium 1 Kampus 1 UIN Walisongo. Dihadiri oleh seluruh mahasiswa UIN Walisongo terkhusus mahasiswa FST.
Seminar Nasional ini dibuka dengan sambutan dari Dekan FST UIN Walisongo Semarang. Panitia menghadirkan 3 narasumber, antara lain Ridwan Sanjaya, selaku Guru Besar Sistem Informasi UNIKA Soegijapranata Semarang, Dika Anggara Putra, selaku dosen UMKU Kudus, dan Umnia Labibah, selaku dosen STIQ Miftahul Huda.
Tema yang diambil dari Seminar Nasional ini adalah Youth and Technology Growing up in a Digital Word. Seminar ini diselenggarakan supaya mahasiswa di samping belajar menulis juga bisa melek literatur tentang teknologi digital.
“Harapan dari kami untuk kedepannya selain kita bisa menulis maupun membuat tulisan sastra, tulisan ilmiah juga para mahasiswa dituntut untuk melek teknologi. Sehingga kegiatan ini dapat memberikan bekal awal kepada mahasiswa yang minat dalam bidang jurnalistik maupun bidang umum lainnya terkait teknologi,” ungkap Irfan sekalu Pimpinan Umum (PU) LPM Frekuensi.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi dalam sambutannya menyampaikan harapan juga sekaligus apresiasi kepada panitia sekaligus peserta Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh LPM Frekuensi.
“Semoga dengan adanya Seminar ini dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Saya sangat mengapresiasikan kepada Panitia yang telah mempersiapkan semaksimal mungkin untuk mensukseskan acara ini,” terangnya.
Ridwan selaku pemateri memberikan sepatah pendahuluan bahwa di Indonesia terdapat 75 persen masyarakat yang sudah melek dengan adanya teknologi.
“Tujuh puluh lima persen masyarakat Indonesia sudah melek dengan adanya teknologi. Hal ini terjadi peningkatan yang baik di setiap tahunnya. Namun, dilihat dari sisi literasi digitalisasinya masih sangat kurang. Oleh karena itu, pemuda saatnya menjadi penonggak untuk memperbaiki masa depan Indonesia dalam menghadapi era society 5.0,” ujar Ridwan selaku pemateri pada acara Seminar Nasional.
Selanjutnya, Ridwan juga menambahkan penjelasannya terkait era Society 5.0 tidak hanya berbicara mengenai Information and Technology (IT) dan Internet if Thing (IoT) saja, tetapi juga dampak yang dirasakan oleh masyarakat diantaranya sektor kesehatan, transportasi, makanan, dan lain sebagainya.
Dilanjut pemateri kedua menyampaikan mengenai hal-hal yang harus kita persiapkan di era society 5.0 ini untuk merubah Indonesia yang lebih baik lagi.
Di akhir acara, pemateri memberikan motivasi dengan ungkapan bahwa pemuda adalah masa emas atau lebih tepatnya masa kuat dan semangat dalam berpotensi. Hal ini sesuai QS Ar-Rum ayat 54. Pemuda harus melakukan perubahan sekarang untuk memperbaiki masa depan, sebelum kehabisan waktu untuk berubah. Thoriq&Refi[i]