lpminvest.com- Kuliah blended (pembelajaran kombinasi) UIN Walisongo akan diselenggarakan mulai 11 Oktober nanti hingga akhir semester ganjil ini. Kabar tersebut tertuang dalam Surat Edaran Rektor UIN Walisongo Semarang Nomor 3307/Un.10.0/R.1/DA.05.01/09/2021 tentang Pemberitahuan Perkuliahan Tatap Muka Terbatas, Rabu, (22/09/2021). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) melalui Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama mengaku menyambut baik adanya kuliah blended luring dan daring itu.
Wakil Dekan III FEBI, Saekhu, mengatakan bahwa pimpinan bergerak cepat untuk mendiskusikan alternatif terbaik mengenai hal-hal teknis bagi perkuliahan blended nanti. Kuliah blended akan dilaksanakan dengan 50% mahasiswa yang hadir. Ada beberapa alternatif yang dapat diambil, seperti sistem ganjil-genap berdasarkan NIM atau 50% dari jumlah kelas yang ada.
“Terkait dengan persiapan kuliah blended, insyaallah FEBI sudah mempersiapkan diri. Pimpinan akan mengambil keputusan yang disepakati secara bersama dengan kaprodi-kaprodi, menggunakan teknis atau prinsip yang mana. Mahasiswa yang tidak hadir harus difasilitasi lewat e-learning atau platform lain,” ungkapnya.
Selain teknis perkuliahan, protokol kesehatan dan izin orang tua adalah hal yang utama. Sarana-prasarana mulai dipersiapkan oleh FEBI untuk menyambut kuliah blended bulan depan.
“Lebih diutamakan yang sudah ada di Semarang. Kesediaan orang tua dari mahasiswa dan protokol kesehatan merupakan hal-hal yang perlu dipersiapkan. Setelah edaran keluar, FEBI langsung mempersiapkan diri dengan persyaratan yang harus diikuti, gedung-gedung yang representatif juga jangkauan internet dan e-learning,” lanjut Saekhu.
Kuliah blended perdana merupakan bagian dari adaptasi diri dengan pandemi Covid-19. Apabila kemungkinan terburuknya terjadi klaster baru, maka akan diberhentikan. Selain itu, evaluasi diperlukan.
“Kita harus selalu waspada dan menghindari terkait itu. Apabila secara ilmiah dan akademik terbukti (re: klaster baru), maka tidak hanya kuliah blended saja bahkan dua tahun ini kuliah ditutup. Ketika sudah berjalan nanti pasti ada evaluasi, mana kendalanya dan kekurangannya,” terang Saekhu.
Salah satu mahasiswa semester tiga mengaku belum mempersiapkan segala hal untuk menunjang perkuliahan blended nanti.
“Belum ada persiapan sama sekali, termasuk buku mata kuliah dan sudah nyaman dengan kuliah daring,” ungkap salah satu mahasiswa Jurusan Akuntansi Syariah angkatan 2020.
Adanya edaran tentang kuliah blended ini memunculkan harapan dari mahasiswa terkait keefektifan pembelajaran.
“Harapan saya semoga perkuliahan bisa merata antara yang daring maupun luring. Karena perkuliahan blended ini terbatas dan cara tangkap antara yang daring dan luring bisa jadi berbeda,” pungkas mahasiswa yang tidak ingin diungkapkan identitasnya tersebut. [i]