PERAN SANTRI DI TENGAH PANDEMI

Oleh Tika Yuliasari (1703036001) Prodi Manajemen Pendidikan Islam FITK UIN Walisongo Semarang Nomor Kelompok KKN 134
Oleh Tika Yuliasari (1703036001)
Prodi Manajemen Pendidikan Islam FITK UIN Walisongo Semarang
Kelompok KKN 134

Tepat 22 Oktober 2015 Presiden Joko Widodo telah menetapkan Hari Santri Nasional (HSN) yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta. Maksud dari Penetapan Hari Santri Nasional ini adalah untuk mengenang dan meneladani semangat jihad para santri yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Hal ini merujuk pada sejarah resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 di Surabaya  yang dicetuskan oleh pendiri NU KH. Hasyim Asyari, untuk mencegah kembalinya tentara kolonial Belanda yang mengatasnamakan NICA, ulama pendiri NU KH.

Hasyim Asyari menyerukan jihad yang mengatakan bahwa membela Negara Kesatuan Republik Indonesia dari penjajah hukumnya adalah fardlu ain atau wajib bagi setap individu. Kemudian seruan tersebut dapat membakar semangat para santri untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta Pimpinan Brigadir Jendral Aulbretin Walter Southern. Dari cerita tersebut dapat dilihat bahwa kemerdekaan Indonesia memang tidak terepas dari para santri dan ulama karena dalam perjuangan bangsa Indonesia tak hanya tentara yang berperang melawan penjajah.

 Istilah kata santri sangat familiar dengan tinggal di pesantren. Namun menurut KH Mustofa Bisri atau Gus Mus bahwa santri tidak hanya orang yang tinggal di pesantren, tetapi julukan santri juga untuk semua orang yang memiliki akhlak dan sifat yang baik juga hormat kepada gurunya. Seiiring dengan perkembangan zaman, santri masa kini dan masa dulu sangatlah berbeda. Jika santri dahulu menyerukan jihad untuk membela tanah air dari penjajah, maka santri masa kini memaknai jihad sebagai bentuk partisipasi aktif dalam pembangunan di Indonesia. Selain itu santri masa kini tidak hanya mampu membaca kitab kuning atau menghafal Alquran, tetapi santri masa kini harus mempunyai dan memperbanyak kebiasaan, pengalaman, pendidikan, dan mengikuti perkembangan teknologi kekinian.

    Dalam menghadapi pandemi COVID-19 saat ini, peran penting para santri masa kini sangatlah dibutuhkan dan harus menjadi garda terdepan bagi bangsa Indonesia. selain menjadi garda terdepan, santri diharapkan mampu menjadi teladan dan dapat memberi contoh dalam penanganan C OVID-19. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan, melindungi para kiai, menerapkan budaya-budaya kesehatan baru dilingkungan ponpes, serta membentuk Satuan Tugas Jago Santri. Termasuk sosialisasi supaya tidak menjauhi atau mengucilkan keluarga pasien yang poitif terpapar COVID-19 dan tidak menolak jenazah warga yang meninggal akibat COVID-19.

Peran santri di masa kini bersifat fleksibel yang ditugaskan sebagai profesi apa saja santri mampu memberdayakan dirinya sendiri. Santri juga harus terus belajar dan berusaha meningkatkan kapasitas diri di tengah-tengah masyarakat yang sedang dilanda pandemi. Maka dari itu, berbanggalah menjadi santri karena setiap langkah kebaikan dan keikhlasan yang kalian tempuh senantiasa mendapat barokah dari kiai, ustadz, guru, dan almamater.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *