lpminvest.com– Di tengah pandemi COVID-19, Pondok Pesantren (Ponpes) Tabarukan Cengker-Giri, Kabupaten Gresik, tetap antusias menyambut Maulid Nabi Muhammad pada Kamis (29/10/2020). Kompak mengenakan pakaian putih rapi, acara tersebut berlangsung di halaman pondok yang terletak di Jalan Sunan Giri, Gang 15J Keteg, Desa Giri Kebomas, Gresik.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah (KKN RdR) angkatan 75 kelompok 4 turut andil dalam memainkan rebana bersama dengan santri Ponpes Tabarukan Cengker.
“Identiknya sholawat nabi itu diiringi musik rebana. Jadi, saya dengan santri yang lain bersama turut menyukseskan acara ini,” ungkap Iqbal Rasyid selaku anggota KKN RdR kelompok 4.
Berbeda dengan prosesi maulid nabi di tempat lain, kali ini banyak kejutan yang disuguhkan untuk jamaah.
“Adat istiadat yang ada di Ponpes Tabarukan Cengker, yaitu diawali dengan lampu dimatikan dan ada lantunan adzan yang berjumlah delapan. Maksudnya itu ketika kanjeng nabi itu lahir semua keangkamukaan di bumi dihilangkan oleh Allah Swt., dan diganti adzan dari delapan arah,” ungkap Kiai Mukhtarul Fuad.
Kiai sekaligus pemiliki Ponpes tersebut juga menuturkan bahwa adzan yang diiringi obor ini sebagai simbol bahwa kelahiran Nabi ke dunia menjadi padang atau cerah dalam bahasa Indonesia.
“Apapun jenis penyakitnya, adzan itu bukan sekadar pengingat solat saja. Namun bisa untuk mencegah, menghancurkan, dan menghalau segala wabah bala bencana. Itulah alasan mengapa ada adzan 8 arah. Bukan hanya adzan, tapi juga sambil membawa obor karena waktu Kanjeng Nabi belum lahir, dunia itu gelap. Usai kelahiran Nabi, dunia menjadi terang,” tuturnya.
Simbolis yang ada ini tidak ada di zaman Nabi, hanya saja Kiai Mukhtarul ingin menghormati tamu Nabi Muhammad Saw.
“Kalian semua yang hadir termasuk tamunya Kanjeng Nabi. Sebelum masuk pondok, panjenengan diarak, disambut, dan dihormati karena kalian tamunya Kanjeng Nabi. Apa yang kita lakukan tadi bukan termasuk ajaran Nabi, tapi adat istiadat yang ada di pondok Tabarukan Cengker,” terangnya.
Tidak kalah penting yakni Jabutan Tali Maulid Nabi juga mewarnai prosesi perayaan.
“Mengenai tali yang ada di jabutan maulid, nanti tali itu waktu saya membaca fi khubbi sayyidina muhmmad maka talinya di ikat. Intinya, setiap tali yang diikat itu bisa menjadikan saksi bahwa kita semua itu termasuk umatnya Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Kalau orang dulu dibuat kendet atau tali yg diikatkan di perut. Mengapa di perut, karena ketika meninggal didatangi malaikat Izrail tali itu keliatan bahwa kalian itu umat Kanjeng Nabi Muhammad Saw. sehingga nyawa kita tidak akan dicabut dengan cabutan yang menyakitkan, melainkan lemah lembut,” pungkasnya. [i]