PBAK Online Hari Kedua: Ta’arufan Dulu dengan Dunia Kampus

Sumber : DEMA FEBI UIN Walisongo Semarang
Sumber : DEMA FEBI UIN Walisongo Semarang
Sumber : DEMA FEBI UIN Walisongo Semarang

lpminvest.com– Selasa (8/9/2020). Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan  (PBAK) UIN Walisongo Semarang disiarkan langsung melalui kanal YouTube DEMA Universitas dan juga DEMA Fakultas masing-masing. Dalam acara hari ini, terdapat kegiatan dengan judul pengenalan dunia kampus yang dinarasumberi langsung oleh Mukhsin Jamil selaku Wakil Rektor I bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Walisongo Semarang.

Keadaan sekolah tentu berbeda dengan keadaan saat kita sudah berkuliah.
“Sekarang kita sudah menjadi maha dari para siswa, bukan bagian dari siswa lagi. Tidak sedikit mahasiswa baru yang mengalami culture shock karena belum terlalu mengenal dunia perkuliahan. Hal itulah yang menjadikan PBAK terselenggara terlebih dengan mengangkat tema pengenalan dunia kampus pada sesi kedua hari ini,” terang Mukhsin.

Baca juga: Zona Majang Kekhasan Daerah Limit: 20 Tampilan Parade Budaya Saja

Terkait dengan perbedaan pembelajaran di sekolah dan universitas, Mukhsin Jamil selaku narasumber utama mengungkapkan bahwa belajar di universitas dijamin penuh kebebasannya.

“Belajar di universitas lebih menekankan pada aspek akademik. Prosentasenya sekitar 75%-90% mahasiswa belajar secara mandiri, dosen hanya memberi pengantar dan penegasan ulang untuk menyamakan persepsi bersama,” paparnya lewat kanal Youtube DEMA FEBI UIN Walisongo.

Mukhsin juga menambahkan terkait kebebasan mimbar akademik yang bisa menjadi wadah untuk ungkapkan ide serta gagasan keilmuwan dibuka lebar.

Selain itu, semua hal tentu ada tantangannya. Tidak terkecuali pembelajaran di universitas itu sendiri.

“Tantangan yang dihadapi saat ini adalah tantangan teknis. Bagaimana institusi perguruan tinggi harus bertransformasi mengikuti keadaan. Transformasi digital untuk era digital seperti sekarang ini. Juga infrastruktur akademik harus terus ditingkatkan,” ungkapnya.

Sejalan dengan budaya kampus, UIN Walisongo mempunyai ketipikalannya sendiri yaitu tri etika kampus.
“Tri etika kampus merupakan pedoman moral bagi seluruh civitas akademi. Pertama, etika diniyah bahwa kita harus menjalankan perintah agama dan berprinsip kepada agama. Kedua, etika ukhuwah artinya interaksi dan keharmonisan dengan sesama harus dijaga dengan elok. Ketiga, etika ilmiah berarti menjalankan kehidupan akademik dengan menjunjung tinggi objektivitas, criticism, dan kreatif serta inovatif,” jelasnya.

Sebagai penutup, Mukhsin Jamil memberikan kiat-kiat agar sukses menjadi mahasiswa.

“Luruskanlah niat kuliah yaitu menjalankan perintah agama, yang membasmi kebodohan. Sungguh-sungguh dalam menjalani perkuliahan. Mahasiswa harus sensitif terhadap isu yang ada, ditambah punya rasa tanggung jawab sosial untuk memperbaiki keadaan,” pesan pertamanya.

Pesan kedua sekaligus terakhir yakni harus aktif dalam berbagai lahan di kampus.
“Harus aktif, karena sebagai mahasiswa minimal memiliki empat hal yaitu pengetahuan, sikap, keterampilan, dan juga pengalaman,” pungkasnya. Nabila_[i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *