Oleh : Dwi Ari Apriliani
Aku nyaris berkawan dengan kesendirian
Tapi kamu baik, menjelma setenang mungkin
Di setiap sudut pikiranku
Kamu bukan segalanya,
Tapi segalanya bisa diraih saat menggenggammu
Bahkan semua mengangguk,
Kamu jendela dunia
Kamu lekat dengan segudang ilmu
Berulang kali kumencoba meletakkan cinta di dalamnya
Agar bebas berkumpul dengan paragrafmu
Merasa nyaman dengan anak bahkan induk kalimatmu
Menyelesaikan problem kehidupan dengan subtansi yang kamu miliki
Miliaran kalimat yang ditulis dengan cinta
Begitu lebatnya titik koma di dalamnya
Begitu merekahnya makna yang tersirat
Salahnya, sempat aku menjauhimu
Parahnya, tidak menjamahmu hanya karena modal malas
Baiklah,
Tidak lebih buruk daripada tidak menyadari kesalahan
Cinta tanpa bunyi hanyalah fiksi
Jangan mencoba memfiksikan hal yang bisa kita akrabi