Nusron Wahid Sampaikan Pesan Penting untuk Mahasiswa

Nusron Wahid foto bersama ketua organisasi mahasiswa intra FEBI usai studium general di Audit 1 Kampus 1 UIN Walisongo Semarang. Jumat, (6/9/2019)
Nusron Wahid foto bersama ketua organisasi mahasiswa intra FEBI usai studium general di Audit 1 Kampus 1 UIN Walisongo Semarang. Jumat, (6/9/2019)
Nusron Wahid foto bersama ketua organisasi mahasiswa intra FEBI usai studium general di Audit 1 Kampus 1 UIN Walisongo Semarang. Jumat, (6/9/2019)

lpminvest.com– Usai mengisi acara studium general FEBI, Nusron Wahid memberi pesan kepada mahasiswa betapa pentingnya memberdayakan ekonomi desa.

“Jangan sampai habis kuliah, dia (mahasiswa-red) itu berorientasi tinggal di kota. Tapi seharusnya menghidupkan dan menggerakkan roda ekonomi di desa. Itu jauh lebih mulia dalam konteks pemerataan ekonomi,” tutur ketua  BNP2TKI, Nusron Wahid ketika diwawancarai kru lpminvest.com. Jumat, (6/9/2019).

Menurut Nusron, ekonomi tidak akan tumbuh dan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya financial inclusion (akses layanan keuangan). Salah satu bentuk implementasi mahasiswa sebagai kader penggerak financial inclusion adalah dengan mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke pelosok-pelosok desa, terutama di kampung-kampung TKI yang merupakan wilayah peta kemiskinan berada.

Baca juga: Ini Pemutus Mata Rantai Kemiskinan Menurut Nusron Wahid

Selain menjadi kader penggerak financial inclusion, menurutnya, mahasiswa juga bisa menjadi agen keuangan masyarakat.

“Artinya menjadi agen keuangan itu adalah mahasiswa menjadi penyalur dan perantara masyarakat dalam pengelolaan keuangan mereka. Seperti menabung, dengan demikian maka mahasiswa juga bisa berperan sebagai penyuluh,” jelas Nusron.

Nusron memaparkan bahwa tantangan mahasiswa sebagai penyuluh harus bisa meyakinkan masyarakat agar mereka mau melaksanakan program yang ditawarkan. Ia juga berpesan kepada mahasiswa untuk lebih mendalam dalam mempelajari segala sesuatu.

“Sesuatu yang anda yakini dan anda tekuni itu harus indepth (mendalam), supaya memahami persoalan lebih detail dan mendalam, serta tidak sarkastik” pungkasnya. (Rifqi_[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *