lpminvest.com – Panitia Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaa (PBAK) 2019 UIN Walisongo telah merilis kreasi paper MOB di akun instagram PBAK @pbakuinws. Jumat, (23/8/2019)
Paper MOB tersebut membentuk 23 formasi bertemakan kemanusiaan. Dari unggahan tersebut tampak paper MOB dengan hash tag “Menolak Lupa”. Terlihat gambar-gambar tokoh kasus Hak Asasi Manusia (HAM) yang sampai sekarang belum rampung diusut. Diantaranya Marsinah (1993), Wiji Thukul (1998), Munir (2004), dan Salim Kancil (2015).
Tidak hanya menampilkan gambar tokoh kasus HAM, paper MOB tersebut juga menyuarakan penegakan HAM di Indonesia yang masih pincang.
“Peristiwa pilu, mereka masih mencari keadilan yang mati suri, menguak tabir kriminalisasi yang hadir tanpa bukti, kian menanti diadili hari demi hari, janji hanyalah janji, keadilan di ujung duri karena regulasi tidak pasti”.
Menurut Pryo Ihsan Aji, salah satu maksud MOB tersebut ialah menyindir kasus persekusi mahasiswa Papua yang sedang ramai diperbincangkan agar tidak ada lagi kasus-kasus HAM serupa yang terjadi.
“Saya harapkan kasus-kasus seperti ini tidak terulang kembali teman-teman semuanya. Karena kenapa, HAM harus ditegakkan, berkeadilan memang harus perlu ditingkatkan,” ujar Pryo, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Walisongo Semarang saat menyampaikan orasinya.
Paper MOB tersebut dilakukan di hari pertama pelaksanaan PBAK, Senin, (19/8/2019) bertempat di Lapangan Utama Kampus 3 UIN Walisongo.
Selain launching di akun instagram, panitia juga mengunggah video aksi paper MOB di akun youtube DEMA UIN Walisongo yang dapat diakses melalui link berikut https://www.youtube.com/watch?v=vjlabGehiKE