Dekan FEB Undip: Mesin Tak Bisa Gantikan Otak Manusia

Suharmono, Dekan FEB UNDIP saat menyampaikan materi di Stadium General FEBI UIN Walisongo Semarang.
Dekan FEB Undip Semarang foto bersama civitas akademik FEBI UIN Walisongo Semarang seusai acara Stadium General. Kamis, (14/3/2019).
Dekan FEB Undip Semarang, Suharmono foto bersama civitas akademika FEBI UIN Walisongo Semarang seusai acara Stadium General. Kamis, (14/3/2019).

lpminvest.com- Dalam rangka meramaikan Dies Natalise UIN Walisongo Semarang ke-49, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang menggelar Stadium General bertajuk “Menyiapkan Sumber Daya Manusia di Era Revolusi Industri 4.0”. Kamis, (14/03/2018).

Stadium general tersebut menghadirkan narasumber Suharnomo, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro Semarang.

Dalam kesempatan itu, Suharmono menyatakan bahwa generasi millenial memiliki banyak tantangan yang harus dihadapinya, utamanya di kalangan mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk dapat mengikuti landscape bussines dan kebutuhan pasar, terlebih di era ekonomi digital saat ini.

“Hampir semua pengamat bisnis mengataan bahwa ini adalah abad creativity and innovation. Dalam era ini, hampir semua kegiatan manusia digantikan oleh mesin. Namun yang paling tidak bisa digantikan oleh mesin adalah otak manusia. Semakin kita kreatif maka semakin banyak keuntungan yang kita dapatkan. Namun jika kita hanya menjadi pengikut saja, tida menutup kemungkinan kita akan tumbang,” ujar pria asal Grobogan ini.

Suharmono, Dekan FEB UNDIP saat menyampaikan materi di Stadium General FEBI UIN Walisongo Semarang.
Suharmono, Dekan FEB UNDIP saat menyampaikan materi di Stadium General FEBI UIN Walisongo Semarang.

Suharmono pun menyampaikan tiga hal penting yang harus dikuasai generasi milenial dalam menghadapi tantangan pada era Revolusi Industry 4.0. Tiga hal tersebut ialah dengan mengasah kompetensi kunci tentang suatu keahlian, softskill, dan komunikasi dengan banyak orang.

Ia berharap, mahasiswa dapat memanfaatkan waktunya dengan produktif dan tidak menyia-nyiakan waktu hanya untuk membaca berita-berita bohong (hoax). Suharmono menyarankan agar lebih memperbanyak berkumpul dan berdiskusi.

Acara yang diadakan di Auditorium II Kampus III UIN Walisongo Semarang pun berlangsung meriah. Hal ini tampak dari banyaknya mahasiswa yang hadir dalam acara ini. Bahkan tidak hanya mahasiswa, tetapi beberapa dosen juga turut mengikuti acara tersebut. (Dina_[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *