Mahasiswa Fisika Cetuskan Sistem Monitoring Tambak Udang Berbasis Internet

Agung dan Tim foto bersama usai menerima trofi dan piagam penghargaan di Audit 1 Kampus I UIN Walisongo Semarang. Selasa, (16/10/2018)
Agung dan Tim foto bersama usai menerima trofi dan piagam penghargaan di Audit 1 Kampus I UIN Walisongo Semarang. Selasa, (16/10/2018)
Agung dan Tim foto bersama usai menerima trofi dan piagam penghargaan di Audit 1 Kampus I UIN Walisongo Semarang. Selasa, (16/10/2018)

 

lpminvest.com- Olimpiade Sains Mahasiswa (OSM) merupakan ajang kompetisi untuk Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) tingkat Regional UIN, dan IAIN Se-Indonesia. Salah satu cabang lomba yang diperlombakan adalah Inovasi Teknologi Tepat Guna (ITTG), dimana setiap peserta diwajibkan membuat suatu temuan baru berbasis teknologi dalam rangka meningkatkan pemberdayaan sumber daya alam.

Salah satu inovasi menarik dicetuskan oleh mahasiswa jurusan Fisika Fakultas Saintek UIN Walisongo Semarang. Mereka menciptakan sistem monitoring dan suhu tambak pada udang berbasis Internet of Things (IoT). Mereka mengaku inovasi tersebut bermula dari keprihatinan mereka terhadap kondisi pemberdayaan udang dan tambak yang masih menggunakan cara tradisional.

“Sebenarnya kami bikin alat itu berangkat dari keprihatinan kami dengan kondisi masih banyak pembudidaya udang yang mengelola tambaknya secara tradisional, belum maksimal, dan belum memperhatikan data-data kondisi dari tambaknya. Kita tahu sendiri udang itu rentan terhadap perubahan kondisi alam. Nah dari situ kita mencoba menawarkan salah satu solusi agar petani bisa memantau tambaknya dari mana saja dan kapan saja. Karena kami menggunakan sistem yang berbasis Internet of Thing (IoT), jadi petani bisa mendapatkan data-data secara realtime,” papar Agung Dwi Saputro, salah satu delegasi jurusan Fisika. Rabu, (17/10/2018).

Tidak hanya itu, Agung juga menjelaskan terkait cara kerja dari teknologi yang telah ia ciptakan bersama rekan-rekannya tersebut.

“Cara kerjanya, kita menggunakan 2 sensor, yaitu sensor suhu dan sensor salinitas, kemudian data dari sensor itu diolah di mikrokontroler. Salah satu itu, datanya dikirim lewat internet ke cloud server, lalu diteruskan ke pengguna,” terang mahasiswa semester 7 tersebut.

Meski tanpa persiapan yang khusus, Agung Dwi Saputro, Shofi Mahmud, dan M. Nurkholis Ramdhani berhasil sabet juara satu dalam kompetisi Olimpiade Sains Mahasiswa 2018 pada cabang lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (ITTG).

“Kita tidak ada strategi khusus, mengalir apa adanya saja. Namun kita senang karena kerja keras dan lembur di laboratorium kita terbayarkan,” ungkap Agung saat diwawancarai kru lpminvest.com di Audit 1 Kampus I UIN Walisongo Semarang.

Ke depannya mereka berharap semoga mampu terus berkarya lagi dan semoga Laboratorium Terpadu UIN Walisongo segera berdiri, agar mereka bisa memiliki fasilitas yang lebih lengkap untuk mengeksplor kreativitas mereka dalam menciptakan inovasi. (Dina, Dewi_[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *