Fakultas Saintek UIN Walisongo Genjot Potensi Mahasiswa Lewat OSM

 

IMG-20181016-WA0013
Tampak salah satu juri sedang menilai hasil karya peserta lomba Inovasi Tepat Guna di Audit 1 Kampus I UIN Walisongo Semarang. Selasa, (16/10/2018)

lpminvest.com– Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Walisongo gelar Olimpiade Sains Mahasiswa (OSM-red) Tingkat Nasional dalam rangka acara Walisongo Scientific Competition (WSC) 2018. Acara ini berlangsung di Audit 1 Kampus I UIN Walisongo Semarang. Senin, (16/10/2018).

Kompetisi ilmiah yang dilombakan dalam OSM ini antara lain Lomba Karya Tulis Nasional (LKTN), Inovasi Teknologi Tepat Guna (ITTG), dan Mikroteaching.

“Ada tiga lomba dalam olimpiade ini, yaitu LKTN, ITTG, dan Mikroteaching. LKTN dan Mikroteaching untuk umum, sedangkan ITTG dikhususkan untuk mahasiswa UIN Walisongo, dengan tujuan memberi peluang lebih besar untuk mahasiswa UIN Walisongo mengasah kekreativan mereka,” ujar Syaifullah Hidayat selaku koordinator acara WSC 2018.

Tidak hanya dari UIN Walisongo, Syaifullah menyatakan bahwa juri kampus lain juga diundang untuk memberikan penilaian secara obyektif kepada para peserta OSM.

“Ada 9 juri yang terlibat. Selain juri dari UIN Walisongo, kami juga mengundang juri dari UPGRIS, ITS, UGM, dan UNNES,” imbuhnya.

Dalam acara tersebut, Syaifullah menyebutkan salah satu karya peserta yang kreatif dan inovatif sesuai dengan tujuan dihelatnya OSM.

“Ada karya inovatif bernama Pewaktu Otomatis Pesawat Atwoob Berbasis Sensor LDR. Karya tentang waktu otomatis penyiraman tanaman ini mempermudah khalayak umum karena tidak perlu menyiram tanaman secara manual. Produk ini juga bekerja sesuai waktu yang telah ditentukan,” paparnya ketika ditemui kru lpminvest.com

Salah satu peserta lomba ITTG mengaku bahwa kompetisi ini sangat membantu manambah wawasan mengenai Teknologi.

“Kompetisi ini sangat mambantu mengasah skill public speaking dan juga manambah wawasan mengenai Teknologi. Saya pribadi juga dapat belajar dari karya kelompok lain, dan itu menambah wawasan saya untuk berpikir lebih kreatif lagi ke depannya,” tutur Mufrizal, mahasiswa jurusan Biologi semester tiga.

Menariknya, peserta yang berhasil memenangkan perlombaan tidak hanya mendapat trofi dan piagam, tapi juga diberikan kesempatan untuk mendaftarkan karyanya ke HKI (Hak Kekayaan Intelektual).

Follow up untuk juara ITTG yaitu pihak panitia akan menyediakan kesempatan untuk sang juara mendaftarkan karyanya ke Hak Kekayaan Intelektual (HKI), atau istilah umumnya yaitu hak paten. Sehingga karya mereka dapat diakui dan dapat diterapkan di masyarakat,” Jelas Syaifullah.

Di masa datang, Syaifullah berharap OSM yang baru melibatkan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) ini bisa merambah ke Perguruan Tinggi Umum.

“Untuk ke depannya, semoga acara ini tidak hanya untuk tingkat PTAI, tapi juga untuk Universitas umum. Harapan kami semoga acara yang baru diselenggarakan ini dapat digelar setiap tahun. Tujuannya untuk mengasah kemampuan mahasiswa terutama Fakultas Sains dan Teknologi (FST) di ranah nasional,” pungkasnya. (Ari, Yeni_[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *