lpminvest.com – Kata kejujuran dan integritas beberapa hari ini mendadak viral di media sosial media instagram. Hal itu bermula dari komik strip yang diposting Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia melalui akun instagramnya @kemdikbud.ri. Postingan tersebut berisi ajakan untuk berbuat jujur bagi pelajar dalam menghadapi ujian nasional (UN). Jumat, (13/4/2018).
Dalam komik strip tersebut dikisahkan seorang siswa membuat contekan sebelum UN. Namun ia mengurungkan niatnya setelah ia bertemu teman siswinya. Sang siswi merupakan anak yang giat belajar untuk menghadapi UN, karena baginya laki-laki yang yang rajin dan berprestasi terlihat keren, tetapi laki-laki jujur lebih keren lagi. Mengetahui hal tersebut, siswa itu menjadi sadar bahwa perbuatannya merupakan hal yang buruk.
Postingan komik strip yang pertama kali diunggah oleh Kemdikbud itu pun mendapat 13.289 like dan 3582 komentar dari netizen. Yang menjadikannya heboh adalah serangan netizen kepada Kemdikbud terkait soal UN. Komentar yang kebanyakan dilontarkan oleh pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) itu berisi kekecewaannya pada soal UN yang dikeluarkan Kemdikbud. Menurut beberapa komentar, soal UN tidak realistis dan tidak sama seperti kisi-kisi yang sebelumnya telah diberikan.
Seperti komentar yang dilontarkan akun @zaza.ftanut, “Materi yang di kisi-kisi, yang di kurikulum, beda jauh sama yang keluar. Masa soal yang keluar soal SBMPTN. Kita belajar untuk mempersiapkan UN yang bagus. Jadi yang gak jujur di sini siapa? Masih kurikulum, yang diuji soal SBM. Ah, lucunya negeriku.”
Lain halnya dengan komentar dari akun @adeeldina_ , ia menuliskan “Kemarin habis UN cerita ke ibu soalnya susah, saya yang dimarahin karena katanya gak belajarlah, maleslah, nyepeleinlah. Padahal saya sudah belajar tiga tahun :)”.
Serangan berbagai komentar netizen pun ditanggapi @kemdikbud.ri dengan santai. Dari banyaknya komentar, @kemdikbud.ri banyak membalasnya dengan balasan komentar yang sama, yaitu “Tetap kejujuran dan integritas adalah yang penting.”
Balasan komentar tersebut seperti yang ditujukan untuk akun @bilepotan, yang dalam komentarnya menulis, “Yang dilihat bukan kejujuran di Indonesia ini. Tapi nilai.”
Begitu juga pada akun @sasashabrinaa, “Pak ada tambahan nilai buat yang jujur gak? Karena pada akhirnya, hasil nilai lebih menjunjung tinggi.” juga dibalas @kemdikbud.ri dengan jawaban yang sama. (Faiq-[i])