Ketua ICW; Politisi Muda adalah Pengusir Hantu

Donal fariza sedang menyampaikan materinya diacara "peluang politisi muda di pemilu 2019" Sabtu,28/04/18
Donal fariza sedang menyampaikan materinya diacara "peluang politisi muda di pemilu 2019" Sabtu,28/04/18
Donal Fariz, Ketua Indonesia Corruption Watch (ICW). (Sumber: google.co)

lpminvest.com– Donald Fariz, Ketua Indonesia Corruption Watch (ICW) memberikan apresiasi bagi para politisi muda. Pasalnya mereka telah berani masuk ke dalam rumah berhantu yang diisi hantu para politisi korup. Baginya, politisi muda yang berintegritas dan memiliki kualitas yang akan mengusir para hantu di rumah partai politik (parpol). Sabtu, (28/4/2018).
“Para politisi muda yang sholeh, berintegritas, dan berkualitaslah yang akan mengisi rumah itu agar tidak berhantu lagi. Kan repot kalau hantunya sudah ramai, ditambah politisi muda ikut masuk politik tanpa memiliki background politik, tidak memiliki pendidikan apapun, masuk politik hanya dengan dalih uang ya jadi hantu juga nanti di parpol,” ujarnya pada Diskusi Publik bertema “Peluang Politisi Muda pada Pemilu 2019” di Citradream, Jl. Imam Bonjol No. 187, Semarang.
Maraknya kasus korupsi di Indonesia menjadi sinyal buruknya demokrasi Indonesia. Tidak sedikit elit politik yang melakukan kejahatan politik seperti korupsi. Untuk itu, Donal mengatakan bahwa ICW mendukung gagasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk tidak memperbolehkan mantan koruptor nyaleg. Karena bagaimanapun mantan narapidana koruptor telah melakukan kejahatan secara politik.
“Itu juga bagian dari hak masyarakat. Agar masyarakat tidak lagi disodorkan pada calon yang memiliki kejahatan di masa lalu. Dengan begitu akan membuka kesempatan bagi politisi muda agar tidak berkontestasi dengan orang telah memiliki rekaman kejahatan.
Dalam kesempatan menanggapi pertanyaan dari peserta diskusi, pria asal Sumatera Barat itu berpesan kepada para kaum muda yang hadir pada diskusi publik untuk tidak berpikir dalam tipologi Bandung Bondowoso membangun Candi Prambanan dalam satu malam. Karena menurutnya, bagi politisi muda yang ingin sukses dalam pemilu membutuhkan stepping.
“Ada keringat, uang, tenaga, pikiran yang dikuras, dan jaringan yang dikumpulkan. Ada banyak tahapan. Tidak berhasil sekarang berarti kawan-kawan baru menanam padi. Mudah-mudahan pada 2024 kawan-kawan mulai menanam padinya asal hamanya dibersihkan,” pungkasnya. (Amimah-[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *