Menumbuhkan Nilai Kebangsaan melalui Expo DEMA-U 2017

Penampilan Tari Denok Semarang oleh LSB Koin.
Penampilan Tari Denok Semarang oleh LSB Koin.

lpminvest.com– Dalam rangka purna bakti kepengurusan, Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang (DEMA-U) menyelenggarakan Expo, Bazaar, Art and Music. Acara berlangsung di Lapangan Parkir Auditorium II Kampus III.

Acara yang mengusung tema “Riyadlah UINdonesia; Kolaborasi Ngaji, Puisi dan Musik” tersebut mengikutsertakan lembaga intra, unit kegiatan mahasiswa (UKM), komunitas mahasiswa, dan beberapa unit usaha bisnis mahasiswa. Acara tersebut berlangsung selama dua hari, 12-13 Desember 2017.

Adapun rangkaian acara yang turut mengisi kemeriahan Expo DEMA-U 2017 meliputi; pada 12 Desember 2017 acara pembukaan expo diisi persembahan dari grup musik Lembaga Seni Budaya (LSB) KOIN dan Saanymous Band, serta bazar dari unit usaha bisnis mahasiswa.

Pada 13 Desember 2017 pelaksanaan Malam Puncak Acara Ngaji Kebangsaan yang akan dihadiri oleh Muhibbin selaku Rektor UIN Walisongo Semarang dan Ketua Pusat Keluarga Alumni (KALAM) Walisongo, Lukman Hakim.

Selain itu, beberapa budayawan juga akan turut memeriahkan acara malam puncak, diantaranya Cak Sabrang, Budi Maryono, Abdul Jalil, Kang Doer (MC Telat Kondang) serta menghadirkan Wakijo Music performance. Acara tersebut bertempat di Gedung Serba Guna Kampus III.

Afit Khomsani, selaku Ketua DEMA-U menuturkan tujuan diselenggarakannya Expo DEMA-U adalah sebagai wujud apresiasi DEMA-U kepada segenap lembaga yang ikut berkontribusi di UIN Walisongo Semarang selama satu tahun kepengurusan.

“Selain sebagai wujud apresiasi, DEMA-U juga berkomitmen untuk tetap menggagas nilai-nilai kebangsaan dalam bingkai karya, seperti halnya seni musik, tari, dan teater,” jelasnya saat ditemui kru Warta Ngaliyan ditengah berlangsungnya acara. Selasa, (12/12/2017).

Sedangkan Yogilatul Fariza selaku Wakil Ketua DEMA-U menambahkan, diselenggarakannya acara tersebut diharapkan dapat menjadi alasan terhapusnya perpecahan-perpecahan bangsa.

“Jika saya lihat, di Indonesia sekarang ini banyak terjadi perpecahan yang berlatar belakang SARA, tidak ada salahnya jika kita berakulturasi dengan adanya perbedaan budaya maupun agama lewat kegiatan-kegiatan yang berbingkai budaya untuk pemersatu bangsa,” pungkas mahasiswa jurusan Ekonomi Islam tersebut. (Ana-[i]).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *