Wujudkan Perdamaian Bangsa Melalui Toleransi dan Demokrasi

Narasumber Diskusi Publik bersiap menyampaikan materi. Bertempat di Laboratorium Dakwah. Selasa, (7/03/2017). (Doc. Lpminvest.com)
Narasumber Diskusi Publik bersiap menyampaikan materi. Bertempat di Laboratorium Dakwah. Selasa, (7/03/2017). (Doc. Lpminvest.com)

lpminvest.com– Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK-red) UIN Walisongo Semarang gelar Diskusi Publik. Acara berlangsung di Laboratorium Dakwah Kampus III UIN Walisongo Semarang. Bekerjasama dengan Yayasan Langit Indonesia Cemerlang (YLIC), Direktorat Organisasi Kemasyarakatan, Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum, dan Kementerian Dalam Negeri RI. Selasa, (7/03/2017).

Acara yang mengusung tema “Memperkuat Kembali Toleransi Antar Umat Beragama Demi Terwujudnya Kerukunan dan Perdamaian Bangsa” berlangsung mulai pukul 8.30 WIB. Diskusi tersebut tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa FDK, namun juga mahasiswa dari luar kampus, serta beberapa narasumber.

Diskusi Publik membahas pentingnya toleransi antar umat beragama demi terwujudnya perdamaian bangsa dan negara. Toleransi pada hakikatnya merupakan sikap menghargai perbedaan orang lain dengan lapang dada dan tenggang rasa.

“Tidak ada kerukunan tanpa kebebasan beragama, dan kebebasan tanpa adanya kerukunan beragama tidak ada artinya,” tutur Abu Rokhmad, salah satu narasumber.

Sebagai umat beragama kita wajib menciptakan kerukunan lewat kebebasan beragama dalam rangka mewujudkan perdamaian bangsa dan negara. Karena suatu negara dikatakan damai apabila dalam negara tersebut kerukunan antar masyarakatnya sudah terealisasi.

“Toleransi dan demokrasi untuk menciptakan perdamaian bangsa ada dua konsep, yaitu konsep yang dilandasi otoritas negara (permission conception) dan konsep yang dilandasi budaya dan kehendak (respect conception). Konsep tersebut melahirkan istilah bahwa toleransi merupakan modal utama dalam menghadapi keragaman,” ujar perwakilan dari Walisongo Medicate Centre, Misbah Zulfa.

Dalam artian, Indonesia adalah Negara yang kaya akan keragaman ras, suku, budaya, dan agama. Maka kunci untuk mempersatukan keragaman tersebut adalah dengan bertoleransi. Guna mendamaikan bangsa dan negara sehingga menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Solusi untuk memperkuat toleransi adalah dengan menyerap dan mengamalkan nilai-nilai pancasila yang merupakan pedoman dan cita-cita Republik Indonesia” tandas Fahrur Rozi, selaku dosen FDK sekaligus menutup diskusi. [i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *