NEWS  

Rosyid: Pengurus Tidak Penting, yang Penting Jiwa Pengurus

Prosesi Pelantikan pengurus baru UKMU Nafilah di Aula Gedung Q Kampus 2 UIN Walisongo Semarang.
Prosesi Pelantikan pengurus baru UKMU Nafilah di Aula Gedung Q Kampus 2 UIN Walisongo Semarang.

lpminvest.com– UKMU Nafilah UIN Walisongo Semarang melaksanakan pelantikan dan rapat kerja (raker) yang bertajuk “Meningkatkan Integritas Kepemimpinan Anggota Nafilah dalam Rangka Membumikan Bahasa Arab di UIN Walisongo Semarang”. Minggu, (5/2/17).

Acara yang dilaksanakan di Aula Gedung Q Kampus 2 UIN Walisongo ini di hadiri oleh 53 peserta. 12 dari panitia, 14 tamu undangan dan 27 dari pengurus baru. Jumlah peserta yang hadir ternyata lebih sedikit dari yang ditargetkan sebelumnya. Banyak dari peserta, pengurus maupun tamu undangan yang berhalangan hadir.

Shihab, selaku ketua panitia menuturkan bahwa acara rapat kerja akan dipisah dengan pelantikan. Hal ini dikarenakan dalam raker membutuhkan persiapan yang lebih matang. “Raker akan dilaksanakan 11 Februari di tempat yang sama. Pembahasan raker memang sangat penting, kami ingin segera membahasnya, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan,  panitia maupun pengurus akan kelelahan jika raker langsung dilaksanakan. Selain itu raker juga membutuhkan persiapan yang lebih matang lagi.” Jelasnya  saat dihubungi via Whatshapp.

Khoirosyid, selaku pimpinan umum Nafilah periode sebelumnya, juga menyatakan pentingnya pelaksanaan pelantikan dan rapat kerja. Pelantikan pengurus merupakan langkah pertama dalam kepengurusan UKMU Nafilah. Pengurus Nafilah pada masa bakti 2017/2018 diharapkan menyiapkan mental, fisik, pikiran dan tenaganya untuk menjalankan amanah tersebut.

“Pengurus baru harus saling bekerjasama, baik antar pengurus maupun non pengurus. Kepengurusan lebih penting daripada pengurus itu sendiri,” tutur mahasiswa asal Pati tersebut.

Senada dengan Khoirosyid, pimpinan umum (rais ‘amm) baru terpilih, Rosyid Ridho menegaskan bahwa pelantikan merupakan langkah awal bagi semua pengurus Nafilah sebagai wadah melatih kemampuan diri, terutama dalam bahasa Arab.

“Dalam suatu organisasi, pengurus itu tidak penting, yang penting adalah jiwa atau ruh seorang pengurus. Pengurus harus memiliki jiwa yang ikhlas dalam mengurus Nafilah,” tambah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab tersebut. (Amimah_[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *