Ayahku Sang Patriot

Identitas Buku

Judul Buku                    : Sebelas Patriot

Penulis                         : Andrea Hirata

Penerbit                       : PT. Bentang Pustaka

Tahun Penerbit              : 2011

Ukuran Dimensi Buku     : 20,5

Tebal Buku                   : xii + 112 hlm

Jumlah Bab                  : 14 Bab

Harga Buku                  : Rp. 20.000,00

Perensensi                    : Ade Fitrianingsih

Andrea Hirata, novelis Indonesia yang sangat fenomenal, menghadirkan SEBELAS PATRIOT sebagai novel ketujuhnya. Sebelas Patriot adalah kisah yang menggetarkan dan sangat inspiratif tentang cinta seorang anak dan pengorbanan seorang ayah, makna menjadi orang Indonesia, dan kegigihan dalam menggapai mimpi-mimpi. Dan Andrea Hirata mengajak seluruh rakyat Indonesia pecinta PSSI untuk menyebut diri mereka sebagai Patriot PSSI.

Untuk mendapatkan seluruh inspirasi, novel ini dilengkapi dengan sebuah CD berisi 3 lagu karya Andrea Hirata yang berjudul “PSSI Aku Datang”, “Sebelas Patriot”, dan Sorak Indonesia” untuk rakyat Indonesia. Lagu itu untuk rakyat yang di desain untuk dinyanyikan bersama-sama. Lagu tentang semangat, lagu untuk para seporter, demi meletupkan gelora cinta pada Indonesia, demi mendukung PSSI dan olahraga Indonesia saat bertarung.

Cerita berawal dari masa kecil ikal, yang tak lain adalah Andrea Hirata itu sendiri. Ketika di pulau Belitung yang kaya akan tambang timah. Ikal menaruh kecurigaan pada ayahnya, yang tidak banyak bicara. Pandangan itu hilang saat dia menemukan sebuah foto tua yang di temukan ikal di rumahnya. Foto yang kemudian ia ketahui adalah foto ayahnya. Dalam foto tersebut tampak seorang pria muda dengan seragam pemain sepak bola sambil memegang piala. Anehnya sang ayah dalam foto tersebut tidak menampilkan wajah yang bahagia, tidak tersenyum. Setelah bertanya dan mendengar cerita dari seorang kawan lama sang ayah., tahulah ikal bahwa ayahnya dahulu pernah menjadi seoarang bintang sepak bola.

Namun, karir ayahnya sebagi pemain sepak bola tidak berakhir dengan indah. Kekejaman penjajah mengakibatkania tidak bisa bermain sepak bola lagi. Sang ayah di kirim ke tangsi, dan kembali dengan tempurung kaki kiri yang hancur. Ia tidak bisa bermain sepak bola lagi, waktu itu usianya baru 17 tahun. Gambar ayah dalam foto tersebut diambil setelah pertandingan terakhirnya sebagai bintang sepak bola. Ikal sangat mencintai ayahnya, saat itu duduk di kelas 6 SD. Ia bertekad untuk mewujudkan impian ayahnya yang kandas. Ya, ikal bermimpi menjadi pemain sepak bola di tim nasional PSSI.

Dimulailah perjalanan ikal dalam meraih impian menjadi pemain sepak bola. Ia berlatih pada pelatih Toharun. Pelatih Toharun adalah pelatih yang unik, namun gigih dalam melatih bibit muda calon atlit nasional. Karir pelatih Toharun mengikuti jejak karir ayahnya yang juga pelatih sepak bola, yaitu pelatih Amin. Di kemudian hari anak pelatih Toharun ternyata juga berkarir sebagai pelatih sepak bola, namanya pelatih Tohamin.

Pelatih Toharun memiliki filosofi tersendiri dalam melatih anak asuhnya, filosofinya dikenal sebagai filosofi buah-buahan. Misalnya, tendangan pisang teknik untuk pemain sayap, termasuk ikal. Jika tendangan ini berhasil, bola akan meluncur secara melengkung seperti buah pisang sehingga penjaga gawang gelagapan. Teknik berikutnya sundul labu siam. Teknik ini seperti orang menyundul buah labu siam di kebun (hal 44).

Tujuannya, agar striker unggul dalam umpan-impan tinggi dan mampu melakukan tandukan secara akurat. Selanjutnya teknik kuda-kuda buah nangka. Maksudnya, para pemain belakang bertindak selayaknya buah nangka besar yang tidak mudah di geser. Terakhir, teknik durian runtuh. Seluruh pemain yang ada di lapangan di suruh menendang bola sekuat-kuat tulang sacara bersamaan dalam jarak dekat dan sang kipper harus mampu menangkap bola sebanyak-banyak kemampuannya (hal 44).

Dan perjalanan ikal dalam usahanya menembus penyeleksian atlit junior PSSI. Pada akhirnya, setelah mengetahui hasil usahanya, ikal diingatkan ayahnya bahwa “Prestasi tertinggi seseorang, medali emasnya adalah jiwa besarnya” (hal 61). Untuk lebih merasakan kisahnya anda bisa membaca novel tersebut yang berjudul “ Sebelas Patriot ” karya Andrea Hirata.

Sampul yang di pilih pun juga sangat bagus sehingga menarik perhatian. Novel ini menggunakan bahasa yang mudah di mengerti. Dari segi sastra sangat sederhana, ringan, dan sangat gampang di cerna oleh para pembaca.

Dari novel ini banyak pesan dan amanah yang dapat di jadikan pemompa semangat untuk mendukung sepak bola Indonesia. Selain itu, novel ini layak di baca dan dimiliki semua kalangan terutama untuk para pemuda dan penggemar bola, untuk memperjuangkan mimpi-mimpi sepak bola Indonesia.

Di dalam novel ini banyak mengandung nilai moralnya yaitu kita belajar dari ketulusan, keluguan dan keikhlasan cinta antara ayah dan anak. Ditengah segala kesederhanaan terdapat jiwa, semangat dan impian yang begitu besar. Seperti ayah ikal, kita semua adalah patriot keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *