Setelah melewati tanjakan yang hampir vertikal itu, akhirnya sampai di Dusun Sirep Desa Kelurahan kecamatan Jambu. Udaranya sejuk, masyarakatnya ramah, burung-burung berkicau bersautan, entah burung apa, mungkin burung Emprit dan Kutilang yang sedang menyambut kedatangan pengurus dan kru baru Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM-red) Invest Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang.
Tanggal 17 Oktober 2015 telah ditentukan sebagai tanggal untuk mengadakan ‘workshop lapangan’ bagi kru baru oleh senior-pengurus-lembaga pers mahasiswa termuda di lingkungan UIN Walisongo ini.
Beberapa jam kemudian setelah kedatangan kami, dengan diselimuti hawa dingin, acara pertama kami mulai-pembukaan-oleh kepala dusun setempat, atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Bapak Rofik, Ia seorang tokoh masyarakat yang sangat ramah menyambut kedatangan kami, sembari menikmati sebatang rokok yang diapit kedua jarinya “seduuuutttt…. ”, dilanjut pemutaran film dokumenter tentang kopi khas Dusun sirep.
O iya, Dusun Sirep ini kami pilih bukan hanya karena udara sejuk yang membawa kesan romantisnya saja, namun juga karena Dusun ini menjadikan kopi sebagai komoditas utama masyarakat setempat untuk mengangkat perekonomian mereka. Kami-pengurus-mempunyai tujuan agar kru baru dapat memberitakan perekonomian Dusun tersebut sebagai ajang pembelajaran bagi mereka dalam mewartakan sesuatu hal.
Siang Itu, kru baru mulai dibagi ke-dalam empat kelompok, kemudian setelah selesai membagi kelompok, mereka harus memenuhi hak cacing untuk santap siang, sekitar pukul 13.00 Wib, mereka harus membuat satu majalah lengkap dengan rubrikasi yang telah pengurus tentukan, pengerjaan tersebut harus selesai pagi harinya tanggal 18 Oktober, yaitu ke-esokan harinya. Dengan cara manual-tulis tangan-.
Sesekali sembari foto selfie (narsis-red). Pengurus mengawasi kru baru yang sedang wawancara ke warga setempat. Dengan cara Foto narsis inilah, kami mendekatkan diri dengan teman-teman wadyabala Invest-sebutan untuk kru LPM Invest-agar terasa lebih dekat dan hangat. Atau lebih tepatnya; menciptakan kehangatan dalam kedinginan.
Tidak terasa hari mulai gelap, namun tidak sampai pekat. Itu artinya, kru baru harus sudah sampai di tempat pembuatan majalah. Satu persatu datang namun tidak sedikit pula yang datang dengan bergerombol, wajah lecek, bibir manyun, sembari menenteng buku saku di tangan kiri dan pulpen di tangan kanan, sesekali menyapa pengurus “mbak…. Mas….. kesel meni….” (mbak.. mas…. Lelah sekali). Beberapa kru baru juga menimpal “ah…. Capek banget og…. Katanya kita kesini refresing, lha kok malah dikasih tugas…. Alamat nggak tidur semaleman nih…”, sontak saja saya balas keluh mereka dengan tertawa lepas. Bukan menertawakan karena ingin menyiksa batin, hanya saja saat itu, wajah mereka benar-benar lucu.
Adzan berkumandang terdengar dari kejauhan, pengurus maupun peserta melaksanakan sholat dan kemudian peserta melanjutkan kembali tugas mereka. Sementara peserta melaksanakan tugas mereka, pengurus melaksanakan evaluasi, kira-kira sampai jam 03.00 Wib. Ngantuk, lelah dan dingin menambah berat evaluasi malam itu. Di tambah lagi itu malam minggu, malam yang biasa disakralkan oleh sebagian orang yang ber-pacar. O iya, di LPM Invest banyak yang ber-pacar namun merasa jomblo.
***
Alarm Handpone jadulku berdering, itu artinya sudah menunjukkan pukul 07.00 Wib. Baiklah, saatnya menyambut pagi. Dengan udara yang dingin, kantuk yang masih menghantui, perut yang minta diisi, akhirnya kuraih segelas teh hangat di atas meja, saya coba nikmati teh itu dengan cara mencium bibir gelas yang sudah kuraih, sampai pada akhirnya ku-sruput teh itu “srupuuuuttt”.
Agak samar-samar terdengar ada orang memanggil memberi perintah “Mon…. itu anak-anak diajak outbound)”, “Iya” sahutku dengan masih tetap dalam pisisi kedinginan dan kaki diatas meja. Akhirnya saya putuskan untuk mengajak kru baru bermain sejenak sembari menunggu makan pagi mereka siap untuk disantap.
Beberapa menit setelah bermain, akhirnya panggilan yang ditunggu-tunggu pun datang, “mon (panggilan akrabku)… makan pagi udah siap…..”, “iya” aku menimpal pemberitahuan yang ditunggu-tunggu itu, dibarengi dengan tepuk tangan riuh kru baru yang mulai kelaparan. Dengan wajah beringas, mereka langsung ke-ruang makan, seperti halnya serigala bertemu mangsanya. Siap terkam.
Sewaktu kru baru makan, keadaan hening sejenak-sampai sepi tidak ada suara sedikitpun-mungkin mereka sedang menikmati makan paginya, maklum, biasanya mereka makan makanan anak kos (nasi kucing), dan kali ini, mereka menemu makanan yang agak bergizi. Jadi, mereka tidak ingin melewatkan kenikmatan dari makanannya itu. sedikitpun.
Setelah makanan habis, bersih, tidak tersisa, akhirnya acara ditutup oleh kepala Dusun. Ia Berpesan; Semoga dua hari di Dusun Sirep dapat bermanfaat bagi adik-adik, belajar yang tekun mumpung masih muda. Begitulah sedikit catatan perjalanan ini, semoga menjadi kenangan yang indah. Heheu.
(Lana_Invest).