Lpminvest.com, NGALIYAN-Saat dijumpai dipelataran jalan, di sebelah gang samping kiri SMP 16 di kota Ngaliyan, para penjual batu akik masih sibuk melayani pertanyaan. Ardi yang kerap disapa gendut itu masih asik mengosok-gosokan sebuah batu pada papan datar mirip batu yang digenggamnya. Rabu 1 Juli 2015 lalu.
Deddy juga tidak kalah dengan rekannya. Persis duduk di samping kanan Ardi dengan aktifitas yang sama. Bila diperhatikan, semakin lama mereka menggosok, semakin cepat pula gerakan yang dihasilkan mereka, seperti adu kuat. Aktifitas mereka tak pernah berhenti, kedua tangan mereka sibuk. hanya ketika pelanggan meminta untuk dilayani dalam hal pekerjaan tangan mereka baru meninggalkan medan gosokan. Bahkan kerap mereka hanya melayani dengan tanggapan lewat lisan dan isarat saja, seperti dengan gelengan atau anggukan kepala.
Menunjuk pada suatu barang dan lokasi pun masih mengunakan suara dan isarat, pokoknya tangan mereka terkunci untuk mengkilatkan batu. Alasan deddy dan Ardi mereka melayani pelanggan seperti itu karena mengejar besarnya pesanan. Banyak pesanan dari para pelanggan yang harus selesai. Selain menjual aneka batu, penjajak batu seperti Deddy dan Ardi juga menerima jasa tersebut utuk menghasilkan rupiah.
Rutin mereka dapat order untuk menggosok. Kala itu Deddy menggosok batu akik milik warga Pokok Pondasi-Ngaliyan. Ujarnya, mereka sampai kepayahan meladeni permintaan jasa gosok dari para pelanggan. Akik memang lagi tren dan sangat digemari sekali oleh warga Ngaliyan.
“Keuntungan kami meningkat 50%, konsumen kami tidak hanya para kaum adam yang gandrung terhadap batu, wanita dan anak-anak pun juga gila karenanya.” Ini karena tren akik menjadi daya tarik dan sumber obrolan di meja tongkrongan. Ujar mereka asik menjelaskan
Rata-rata pembeli memiliki selera masing-masing. Dari beragam selera tersebut didapati berbagai informasi tersendiri dari satu jenis batu ke jenis lainnya. Bayangkan berapa jenis kasiat dan informasi keindahan batu yang bisa diceritakan di tongkrongan oleh para pecinta batu?, maka tidak aneh fans batu semakin hari semakin bertambah. Karena memang batu menjadi hiasan tangan dan sumber topik obrolan ketika pecinta batu berkumpul.
Joko, penjual yang juga rekan Deddy dan Ardi lebih ekstrim mengungkapkan kekuatan batu. Katanya, “batu merupakan media penambah persaudaraan, kalau masing-masing pecinta batu bertemu akan menjadi saudara dalam hal tukar informasi dan ekpresi diri dalam menghiasi jari dengan batu akik.”
Pria berambut gimbal itu menambahkan, “Pokoknya kalau gak pakai batu akik gak cowok lah.” Luar biasa pengaruh batu bagi pecintanya. Batu-batu itu mampu mencetak rupiah dan menambah persaudaraan. Pekiknya.
“Edan memang mas.” Kata Bagus warga Ngaliyan yang malam itu ikut memilah batu yang hendak dibelinya. Semua warga kompak memakai akik, menontonkan batu milik pribadi masing-masing. Lapak ini seperti tempat diskusi dan tongrongan pecinta akik, tidak jarang kami juga melakukan jual beli di hadapan penjual. Memang ini sudah menjadi budaya, tidak bosan duduk lama di lapak ini. Tidak pernah sepi, pembeli bergantian datang. Mencari koleksi batu baru, melakukan permak Emban (nama tempat batu yang terbuat dati logam) atau sekedar mencari informasi, mirip seperti kelompok diskusi batu.
Diprekdisikan ketika lebaran akan semakin ramai penggila batu. Dilihat dari kebiasaan silaturahmi mengunjungi kerabat atau kawan dengan berhias batu di jari, pasti akan mengakibatkan diskusi yang lebih panjang perihal batu. Ketertarikan batu pun akan semakin besar dengan informasi batu yang semakin lengkap, tidak lupa juga menambah persaudaraan pecinta akik sejalan dengan semakin ramainya tren akik. Pungkas Joko menceritakan kekuatan batu akik. (Cokro.lpminvest)