Pilpres dan Dampaknya Terhadap Ekonomi

Pemilihan Presiden (Pilpres) yang diselenggarakan oleh pemerintah beberapa waktu lalu, mempunyai pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup masyarakat kedepan. Pilpres yang merupakan salah satu sistem demokrasi yang erat dengan perilaku politik ini, mengharuskan warga negara harus siap menerima konsekuensi atas pilihannya pada saat pemilihan, terutama pada sektor perekonomian kedepan.

Mencuatnya isu-isu politik menjelang pergantian pemimpin, kinerja birokrasi negara juga mengalami sedikit gangguan. Mulai dari regulasi pemerintah dalam menjamin kesejahteraan masyarakat melalui kebijakannya, hingga ancaman munculnya perselisihan antarkelompok partai politik terhadap keamanan negara, tentu saja hal ini berdampak pada sirkulasi perekonomian masyarakat.

Perbincangan mengenai realitas ekonomi pada saat menjelang ataupun sesudah pilpres bagi kebanyakan orang memang kurang menarik untuk diperbincangkan, kelompok masyarakat pada umumnya lebih tertarik untuk menyimak tayangan yang mempertontonkan strategi-strategi politik yang menghiasi hampir di setiap media massa. Namun, dalam realitas perekonomian masyarakat mengalami pelonjakan harga yang sangat segnifikan, harga sembako sempat mengalami lonjakan di pasaran, karena gejolak politik pada pilpres kali ini. Selain itu, investor tidak akan masuk di Indonesia ketika situasi politik terus bergejolak semacam itu, karena resiko kerugian semakin tinggi.

Dari realitas ekonomi yang sedemikian pelik itu, tidak kemudian membuat sebagian rakyat yang berkecimpung di dunia usaha patah arang, para wirausahawan muda inilah yang mampu bertahan di tengah-tengah melonjaknya harga yang diakibatkan oleh fenomena politik 2014 ini. Hal ini disebabkan oleh kesiapan wirausahawan muda dalam menghadapi fenomena semacam ini, karena wirausaha-wirausaha ini sudah cukup bekal untuk menghadapi dengan kesiapan ekonomi yang memadahi melalui hasil kerjakerasnya selama ini.

Pasca pilpres diselenggarakan 9 juli lalu, masyarakat mempunyai optimisme terhadap ekonomi yang lebih baik. Pasalnya setelah terpilihnya presiden, yaitu pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Janji-janji yang di sampaikan kepada masyarakat saat masa kampanye seolah seperti angin segar bagi persoalan-persoalan ekonomi yang belum terselesaikan di negeri ini. Akan tetapi perlu di garis bawahi, hal tersebut sepenuhnya masih dalam konteks janji dan perencenaan, sehingga, wirausaha-wirausaha harus tetap bertahan tanpa harus menopangkan kepada pemerintah sepenuhnya. (Invest_Fuhatur Rohman).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *