Sosialisasi QRIS; Upaya Pemberdayaan UMKM di Masa Pandemi nan Berkelanjutan

(Febrina sedang memaparkan materi dalam webinar 'Sosialisasi QRIS: UMKM Balesari Go Digital')
(Febrina sedang memaparkan materi dalam webinar 'Sosialisasi QRIS: UMKM Balesari Go Digital')
(Febrina sedang memaparkan materi dalam webinar ‘Sosialisasi QRIS: UMKM Balesari Go Digital’)

lpminvest.com- Sabtu, (4/9/2021) Generasi Baru Indonesia (GenBI) Universitas Tidar (Untidar) Magelang bersama P3D Himepa FE Untidar gelar sosialisasi QR Code Indonesian Standard (QRIS). Diselenggarakan via Zoom Meeting, webinar ini bertajuk ‘UMKM Balesari Go Digital.’ Acara tersebut bertujuan untuk sosialisasi digitalisasi dan standardisasi transaksi untuk UMKM. Diikuti oleh masyarakat umum, warga Desa Balesari, dan para mahasiswa, acara berjalan dengan lancar dan mendapat antusiasme tinggi dari peserta.

Desa Balesari yang berada di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang itu merupakan desa binaan Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (Himepa) Untidar. Konsep pengembangan UMKM Desa Balesari menjadi salah satu program kerja (proker).

“Desa Balesari merupakan desa binaan P3D, dimana ada tiga proker. Salah satunya adalah pengembangan UMKM. Ada hibah pendanaan Program Pengembangan Pemberdayaan Desa (P3D) oleh Kemendikbud yang didapatkan Tim P3D Himepa Untidar. Judul proposal yang diajukan adalah Optimalisasi Program BASFORED dengan Pendekatan Village Tourisms Berbasis Digital Programs,” terang Maulana, bagian dari P3D Himepa Untidar.

(Mahasiswa tim P3D Himepa Untidar melakukan foto bersama dengan perwakilan warga Desa Balesari)
(Mahasiswa tim P3D Himepa Untidar melakukan foto bersama dengan perwakilan warga Desa Balesari)

Pengembangan UMKM dengan jalan digitalisasi selaras dengan program Bank Indonesia, dimana GenBI menjadi salah satu tangannya. GenBI merupakan komunitas penerima beasiswa dari Bank Indonesia. Sehingga, terjalinlah kolaborasi antara GenBI Untidar dengan P3D Himepa Untidar.

“Ini selaras dengan tujuan dan misi Bank Indonesia, yaitu mendorong terjadinya pemberdayaan terhadap masyarakat untuk lebih sejahtera. Adanya persamaan tersebut, kami menjalin relasi dengan P3D Himepa. Tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan siapa saja, baik internal kampus atau luar kampus lainnya,” ungkap Fariha Husna selaku Ketua Panitia acara tersebut.

Digitalisasi: Win and Lose

Digitalisasi berorientasi terhadap efisiensi. Salah satunya ditandai dengan pengurangan pemanfaatan tenaga kerja manusia. Namun di sisi lain, banyak orang yang butuh pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

“Seiring berjalannya zaman, terjadi shifting pada apapun itu termasuk dalam hal pekerjaan. Bapak Pribadi Santoso pernah menyampaikan dalam BI Mengajar di UIN Walisongo bahwasannya resources harus pintar. Kepintaran tersebut bisa menciptakan tools yang efisien dan harus bisa mengupgrade kemampuan. Win and lose akan terjadi,” jelas Febrina sebagai narasumber dari BI Jawa Tengah.

Digitalisasi juga rawan terjadinya bocor data atau eror-eror yang lain. Febrina mengungkapkan bahwa ada tindakan preventif yang bisa dilakukan.

“Apabila QR kode tidak bisa terbaca, silakan bisa menghubungi pihak PJSP terkait. Baik penjual maupun pembeli harus sama-sama aware. Penjual mengecek apakah uangnya telah masuk atau belum. Pembeli mengecek apakah transaksi berhasil ataukah gagal,” katanya.

(Febrina tengah menjelaskan bagaimana cara menggunakan QRIS)
(Febrina tengah menjelaskan bagaimana cara menggunakan QRIS)

QRIS sendiri merupakan standardisasi pembayaran menggunakan metode QR kode dari Bank Indonesia agar lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. QRIS bukanlah aplikasi melainkan fitur yang dapat memudahkan masyarakat untuk bertransaksi tanpa hambatan ewallet maupun mobile banking mana saja selama terdaftar di Bank Indonesia. Jadi, hanya dengan satu QR kode saja, semua bisa terintegrasi. Di era pandemi seperti ini, QRIS membantu pengurangan kontak langsung lewat digitalisasi yang diterapkan. [i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *