Minuman Herbal Dua Varian Rasa; Bentuk Ikhtiar Sehat dan Usaha Alternatif di Era Pandemi

Ayu Rahmawati (duduk) dan Ibu-Ibu Desa Gebanganom-Rowosari, Kendal sedang berpose dengan minuman herbal yang dibuat
Ayu Rahmawati (duduk) dan Ibu-Ibu Desa Gebanganom-Rowosari, Kendal sedang berpose dengan minuman herbal yang dibuat
Ayu Rahmawati (duduk) dan Ibu-Ibu Desa Gebanganom-Rowosari, Kendal sedang berpose dengan minuman herbal yang dibuat

lpminvest.com- Sabtu (14/8/2021), kelompok 37 KKN MIT-DR 12 UIN Walisongo mengadakan pelatihan pembuatan dan cara pemasaran minuman herbal rasa original dan rasa manis madu di era pandemi. Acara ini diadakan beserta protokol kesehatan yang ketat di Desa Gebanganom, Rowosari, Kendal dengan Ayu Rahmawati sebagai tutornya. Acara ini bertujuan untuk menyosialisasikan minuman sehat sebagai alternatif usaha di era pandemi pada masyarakat setempat.

Minuman herbal terdiri dari dua varian rasa yaitu rasa orisinal dan rasa manis madu. Rempah-rempah merupakan bahan utama, seperti jahe, serai, dan kayu manis. Cara pembuatan minuman ini adalah sebagai berikut: pertama, mencuci bersih semua bahan; lalu geprek jahe dan serainya; langkah ketiga, masukkan semua bahan ke dalam panci yang sudah diisi air secukupnya dan rebus hingga mendidih; terakhir, jika sudah mendidih matikan kompor kemudian tunggu sampai hangat lalu siap untuk diminum.

“Dari langkah-langkah pembuatan itu, rasa yang original cukup langsung diminum dan untuk yang manis tambahkan madu. Minuman ini bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah dan menambah imunitas tubuh di saat pandemi,” terang Ayu Rahmawati.

Dalam pelatihan ini Ayu Rahmawati juga mengedukasi cara pemasaran minuman herbal tersebut. Hal ini dilakukan sebagai alternatif usaha untuk membantu perekonomian masyarakat setempat pada saat pandemi. Cara pemasaran minuman ini yaitu dengan memanfaatkan platform media sosial yang dimiliki oleh masyarakat. Dipasarkan secara online dengan cara pre-order agar lebih efektif juga untuk meminimalisir kerugian dalam penjualan dan untuk mengurangi kontak fisik kepada pembeli.

Gayung bersambut, masyarakat berterima kasih kepada Ayu Rahmawati atas ilmu yang diberikan.

“Saya sangat berterima kasih dengan adanya pelatihan ini karena dapat menambah pengetahuan saya. Bisa saya jadikan sebagai alternatif usaha di saat pandemi seperti ini untuk menambah pendapatan keluarga. Apalagi dengan cara pembuatan dan pemasaran yang cukup mudah bagi kaum emak-emak seperti saya,”  ucap Suriyah selaku peserta pelatihan.

Ayu rahmawati berharap bahwa dengan pelatihan ini masyarakat bisa menjaga kesehatan. Juga bisa memberikan solusi alternatif usaha online untuk menyejahterakan perekonomian masyarakat setempat.

“Saya berharap kepada Ibu-Ibu semua dengan diadakannya pelatihan ini dapat menambah pengetahuan Ibu-Ibu semua untuk hidup sehat. Serta menjadikan minuman ini atau produk lainnya yang bisa Panjenengan semua buat sebagai usaha alternatif yang dapat menambah pendapatan keluarga pada saat pandemi yang kita tahu semuanya serba sulit,” jelas Ayu yang juga mahasiswi jurusan Sosiologi UIN Walisongo. Dimas_[i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *