PPKM Darurat se-Jawa dan Bali Diperpanjang, Kelompok 6 KKN MIT-DR Gelar Takbir Virtual

Peserta Takbir Virtual KKN MIT-DR Kelompok 6 Sedang Melakukan Sesi Dokumentasi
Peserta Takbir Virtual KKN MIT-DR Kelompok 6 Sedang Melakukan Sesi Dokumentasi
Peserta Takbir Virtual KKN MIT-DR Kelompok 6 Sedang Melakukan Sesi Dokumentasi

lpminvest.com– Senin malam (19/7/2021) kelompok 6 KKN MIT-DR UIN Walisongo menggelar acara takbir virtual via Google Meet. Takbir virtual dilakukan karena adanya perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat se-Jawa dan Bali hingga 25 Juli nanti.

Pemerintah memberlakukan PPKM darurat sejak 3 Juli lalu dan berakhir pada 20 Juli yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Pada Selasa (20/7) Pemerintah mengumumkan perpanjangan PPKM darurat se-Jawa dan Bali, akan melonggarkannya pada 26 Juli mendatang. Adanya PPKM darurat, maka kegiatan yang menimbulkan kerumunan dilarang penyelenggaraannya termasuk kegiatan perayaan Idul Adha.

Kelompok 6 KKN MIT-DR mendukung perpanjangan PPKM darurat demi penurunan angka penularan Covid-19 dan merayakan hari raya umat Islam secara tatap layar layaknya kegiatan KKN sebelum-sebelumnya.
“Sesuai dengan proker kelompok 6 dan mempererat tali silaturahmi antar sesama anggota kelompok. Juga memeriahkan Idul Adha tahun ini,” ujar Rangga selaku Koordinator Kelompok 6.

Kesan para peserta mengenai takbir virtual dan kesedihan mereka yang tidak bisa merayakan Idul Adha secara langsung.
“Menurut saya kesan takbir ini sedikit merasa sedih karena kita hanya bisa melakukan secara virtual sedangkan takbiran yang sebelumnya bisa leluasa bertemu dengan banyak orang. Jadi, harapan saya meski takbir secara virtual tidak akan menghilangkan kehikmatan Idul Adha tersebut,” terang Ihsan.

Peserta takbir virtual juga berharap pandemi Covid-19 segera usai sehingga kegiatan-kegiatan lain bisa berjalan normal.
“Kesan saya pada takbir kali ini kurang menarik karena hanya dapat dilakukan di rumah dan tidak ada takbir keliling. Harapan saya pandemi segera berakhir agar perayaan hari raya dapat berjalan seperti sebelumnya,” tutur Farah.

Kegiatan positif yang dilaksanakan secara luring maupun daring tidak berbeda apabila tujuannya untuk mendapatkan ridho dari Tuhan.
“Pada dasarnya takbir yang dilaksanakan secara virtual maupun secara langsung itu sama saja, intinya semua kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan keridhoan dari Allah Swt.,” imbuh Farah. Dinda Eka_[i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *