MANFAATKAN BAMBU BERSERAKAN DI PINGGIR LAUT UNTUK TANAM MANGROVE

IMG-20201023-WA0013

lpminvest.com- Di tengah pandemi COVID-19, mau tidak mau kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tetap harus dilaksanakan oleh berbagai institusi pendidikan. Salah satunya, UIN Walisongo. Sesuai dengan peraturan, kegiatan KKN menitikberatkan pada pengabdian masyarakat yang dilakukan secara individu dan berlokasi di daerah tempat tinggal masing-masing mahasiswa.

Dari program tersebut, Jamilatul Udmah, mahasiswi program studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang melakukan KKN Reguler dari Rumah (RdR) di Dusun Gandong RT 05 RW 03 Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Perempuan kelahiran 16 Desember ini memanfaatkan bambu yang berserakan di pinggir laut untuk menanam 100 bibit bakau sebagai bentuk pencegahan terjadinya abrasi pantai yang seiring bertambahnya tahun semakin parah dan memprihatinkan.
“Kegiatan penanaman bakau ini bertujuan untuk mengurangi dampak abrasi yang sering terjadi di pesisir Sayung, Demak. Khususnya di Dusun Gandong, Desa Surodadi,” ujar Udmah.
Selain menanam bakau, Udmah juga membersihkan sampah yang berserakan di pesisir pantai, walaupun tidak banyak yang dibersihkan setidaknya membantu mengurangi sampah yang ada di pesisir tersebut.
Karena mulia dan akan berdampak baik bagi lingkungan, kegiatan yang Udmah lakukan mendapat komentar positif dari Ketua RT setempat.
“Saya sangat mengapresiasikan dan berterima kasih atas kegiatan yang Anda lakukan. Semoga dapat membantu mengurangi dampak abrasi di pantai kita,” tutur Munawar.
Penanaman bakau dilakukan pada Jumat sore (16/10/2020) di Dusun Gandong. Udmah mengungkapkan bahwa kegiatan penanaman bakau ini dibantu oleh keluarganya, yang mana mereka membantu dalam kegiatan penanaman juga membantu dalam menyediakan peralatan dan benih bakau.
“Penanaman ini merupakan salah satu bentuk langkah nyata kepedulian kita sebagai mahasiswa untuk mencegah abrasi yang semakin lama semakin memprihatinkan. Harapan kedepannya kegiatan semacam ini lebih mendapat dukungan baik dari pemerintah desa maupun dari masyarakat sekitar khususnya para pemuda. Jika tidak dimulai dari kita, siapa lagi yang akan memerhatikan lingkungan sekitar,” pungkas Udmah. [i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *