Atasi Gagap Hitung, Mahasiswa KKN Uji Program Matematika Detik

WhatsApp Image 2020-10-17 at 9.27.48 PM (1)

lpminvest.com Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah (KKN RdR) Angkatan 75 UIN Walisongo Semarang mengenalkan dan mengajar program matematika detik kepada siswa kelas 5 SDN 2 Gadu, Blora. Kegiatan pengenalan dan pembelajaran dilakukan di salah satu rumah siswa dengan menerapkan protokol kesehatan. Sabtu, (17/10/2020)

Kegiatan ini dilakukan berturut-turut selama dua hari yaitu pada hari jumat dan sabtu. Pembelajaran ini dihadiri oleh 14 siswa dengan durasi waktu 2 jam.

Kiki selaku ketua pengenalan matematika detik kepada siswa menerangkan matematika detik yang dicetuskan oleh Ahmad Thoha Faz digunakan untuk mengasah intuisi siswa dalam belajar matematika serta untuk mengenalkan kepada siswa karena sebagian besar siswa SD masih gagap hitung.

“Matematika detik yang diciptakan oleh Ahmad Thoha Faz ini bertujuan untuk mengasah intusisi atau respon spontan dalam dua detik pertama mengerjakan soal matematika. Hari pertama kami berikan soal secara manual menggunakan kertas dan pada hari kedua kami berikan soal menggunakan gadget dengan aplikasi tosm,” terangnya.

Selain untuk menciptakan generasi yang tidak gagap hitung, tujuan yang kedua yaitu untuk memberikan bekal sehari-hari dalam masalah pelajaran matematika,” ujar kiki mahasiswa KKN Kelompok 17.

Jasmin selaku kepala sekolah SDN 2 Gadu menuturkan kegiatan ini bagus dan sangat bermanfaat akan tetapi harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Saya mengapresiasi program ini karena memberikan peluang dan dukungan kepada siswa terkait pelajaran itu sangat bagus. Akan tetapi harus ingat, saat ini masih dalam kondisi new normal maka harus menerapkan protokol kesehatan dengan baik,” ucap Jasmin.

Salah satu siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran bernama Zidan mengaku sangat senang dan menyukai pembelajaran matematika detik ini.

“Pembelajaran matematika detik ini menyenangkan selain mendapatkan materi baru, kami juga senang karena adannya permainan atau ice breaking sehingga tidak terlalu monoton mikir terus,” cletuk anak berumur 10 tahun itu. Aini_[i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *