Putri Sinditya Ramadhanti, dari Penikmat Jajanan ke Pemilik Keropang

Putri Sinditya Ramadhanti, Owner Keropang Indonesia
Putri Sinditya Ramadhanti, Owner Keropang Indonesia
Putri Sinditya Ramadhanti, Owner Keropang Indonesia

lpminvest.com – Selasa (10/9/2019) lalu, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) memberikan suntikan modal usaha kepada tujuh mahasiswa UIN Walisongo, masing-masing sebesar Rp15 juta. Dana tersebut diberikan pada acara Penumbuhan Minat Kewirausahaan di Kalangan Pemuda yang bertempat di Auditorium 2 Kampus III UIN Walisongo. Dari ketujuh mahasiswa tersebut salah satunya adalah Putri Sinditya Ramadhanti (20), Owner Keropang Indonesia

Putri Sinditya Ramadhanti sudah menggeluti dunia wirausaha sejak awal duduk di bangku perkuliahan. Berbagai bidang usaha pun telah ia geluti, mulai dari berjualan boneka di awal tahun 2017 dan pernah menekuni usaha penjualan hijab online. Saat berbisnis hijab online, dagangannya pernah sampai ke luar kota Semarang. Namun usaha-usaha tersebut tidak berjalan lama, hingga pada 7 Agustus 2018 bersama partner-nya, Rifki Ari Febriawan, ia memutuskan untuk merintis bisnis Keropang Indonesia.

Dara cantik kelahiran Pemalang, 1 Januari 1999 itu bercerita bahwa gagasan awal usaha di bidang kuliner dikarenakan ia pecinta jajanan. “Saya adalah pecinta jajan. Daripada hanya jadi penikmat jajan saja, saya berpikir mending jadi pembuat dan penjual jajan itu,” ungkap mahasiswi jurusan Ekonomi Islam saat diwawancarai. Senin, (17/9/2019).

“Selain saya adalah pecinta jajanan, saya punya motivasi lain di balik untuk berwirausaha. Saya ingin memenuhi kebutuhan saya dengan tidak mengandalkan kedua orangtua,” tambahnya.

Keropang Indonesia milik Putri memiliki keunikan dan inovasi yang membuatnya berbeda dari keropang lainnya. Dengan  menggunakan bahan-bahan premium, Keropang Indonesia memiliki berbagai varian rasa seperti chocomalten, green tea, dan tiramisu disertai pula free topping. Selain jajanan Keropang Indonesia, Putri juga mengembangkan usaha Roti Maryam yang isinya lebih malted saat dipanggang. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, yaitu kisaran harga Rp12 ribu.

Kini, Putri telah memiliki dua outlet yang berlokasi di Ruko Segitiga Mas Ngaliyan dan Jatisari. Omset per bulan yang diperoleh dari usaha Keropang Indonesia berkisar antara Rp6 juta–Rp9 juta per outletnya. Dengan modal sebesar Rp15 juta dari Kemenpora RI, Putri berencana untuk menambah dua sampai tiga outlet di tahun 2019 ini.

Baca juga: Kemenpora RI Bagi-Bagi Modal Rp15 Juta di UIN Walisongo

Dengan kesuksesan yang telah diraihnya, Putri tak memungkiri bahwa selama menjalankan bisnis terkadang menemukan kendala dan kesulitan, salah satunya terkait sumber daya manusia atau karyawannya. Oleh karena itu ia selalu melakukan evaluasi dan memperjelas Standar Operasional Pekerjaan (SOP) para karyawannya.

Mahasiswi jurusan Ekonomi Islam ini mengatakan bahwa dalam menjalankan suatu usaha harus semangat, sekalipun sering gagal. “Teman-teman tetap semangat, walau gagal tetap harus semangat. Rezeki itu tidak hanya dari satu pintu saja. Belum berhasil, coba lagi dan lagi,” ucapnya.

Di akhir wawancara, Putri mengungkapkan bahwa ia berharap dapat menambah wawasan kewirausahaan dan saling bertukar ide dengan para wirausahawan lainnya. Hal itu penting baginya karena berguna untuk memperluaas jaringan dan agar tetap bisa menjaga semangat dalam berwirausaha. (Anis_[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *